Kamis, 16 Februari 2012

Sejarah Uposatha

UPOSATHA

A. SEJARAH UPOSATHA
Uposatha atau hari poya adalah hari suci umat Buddha seluruh dunia,  pada hari tersebut mereka diwajibkan mempraktekkan sila, malaksanakan meditasi, mendengarkan Dhamma dan melakukan bermacam-macam kegiatan keagamaan, yang akan memberikan manfaat/berkah kebahagiaan dan meningkatnya rasa bakti. Menurut Agama Buddha kata uposatha sebagai petunjuk permulaan dari empat tahap bulan terbit dan tenggelam, yaitu tanggal 1, 8, 15, dan 23 bulan lunar. Sistem kalender Buddhis mencakup dua belas bulan lunar yaitu;
1.  Citta (Maret-April)
2.  Vaisaka (April-Mei)
3.  Jettha (Mei-Juni)
4.  Asalha (Juni-Juli)
5.  Savana (Juli-Agustus)
6.  Pothapada (Agustus-September)
7.  Assayuya (Septempber-Oktober)
8.  Kattika (Oktober-November)
9.  Maggasira (November-Desember)
10. Phussa (Desember-Januari)
11. Magha (Januari-Februari)
12. Phagguna (Februari-Maret)
Dalam bahasa sinhala (srilangka) bulan-bulan itu disebut ;
1.  Bak (Maret-April)
2.  Vesak  (April-Mei)
3.  Poson (Mei-Juni)
4.  Esala (Juni-Juli)
5.  Nikini (Juli-Agustus)
6.  Binara (Agustus-September)
7.  Vap (Septempber-Oktober)
8.  Il (Oktober-November)
9.  Unduvap  (November-Desember)
10. Duruthu (Desember-Januari)
11. Navam  (Januari-Februari)
12. Medin (Februari-Maret)
Upacara pada hari uposatha ini sesungguhnya sudah dilaksanakan oleh umat Hindu pada zaman Sang Buddha. Tradisi ini kemudian diadopsi  oleh Sang Buddha, atas usul Raja Bimbisara dari Magadha. Hari pujabakti umat Buddha tersebut dikenal dengan hari uposatha. Kata ‘uposatha’ berasal dari kata ‘upavasatha’ yang menunjukkan pada malam menjelang upacara soma, yaitu tradisi Agama Hindu. Dan sejak saat itu hari uposatha dimanfaatkan umat Buddha untuk menjalankan sila, mendengarkan Dhamma serta melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya, hingga saat ini.
B. TATA CARA UPOSATHA
Hari uposatha dalam agama Buddha  jatuh pada tanggal 1, 8, 15, dan 23 berdasarkan perhitungan lunar. Namun yang paling umum hari uposatha dilakukan pada kalender lunar tanggal 1 (tilem/bulan baru) dan tanggal 15 (purnama/bulan penuh). Pada hari uposatha tersebut biasanya umat Buddha melakukan pujabakti, yakni:
1.  Memberikan persembahan amisa puja berupa bunga, lilin, dan dupa di vihara.
2.  Meminta bimbingan Pancasila (lima latihan moral)  atau Atthasila(delapan latihan moral)  kepada bhikkhu.
3.  Melakukan puja kepada Sang Triratna dan membaca peritta-paritta suci.
4.  Mendengarkan khotbah Dhamma dari para bhikkhu, pandita, atau tape recorder maupun dengan media lainnya.
5.  Ada sebagian umat yang hanya melakukan sayuranis (tidak makan daging).
6.  Melatih meditasi dengan baik.
7.  Banyak melakukan perbuatan baik dan mengurangi perbuatan buruk.
Bagi para pabajjita (bhikkhu) pada saat purnama sidhi menjalankan upacara samaggi-uposatha. Upacara dilaksanakan setelah mereka mencukur  rambut kepala kemudian melakukan upacara parisudhi (penyucian batin dan permohonan maaf atas kesalahan yang dilakukannya) dan selanjutnya  membaca ulang Patimokha (227 peraturan kebhikkhuan).
Hal terpenting dalam pelaksanaa uposatha  tidak hanya melakukan pujabhakti kepada Sang Triratna, akan tetapi pelaksanaan sila dengan sungguh-sungguh. Sila yang biasanya dilaksanakan yakni:
a.  Pancasila (lima latihan)
  Pāņātipātā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari pembunuhan.
  Adinnādānā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari pengambilan barang orang lain.
  Kāmesu micchācārā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari perbuatan asusila.
  Musāvādā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari ucapan tidak benar.
  Surā-meraya-majja-pamādaţţhānā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari minuman keras, barang madat yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

b.  Atthasila (delapan latihan)
Ø Pāņātipātā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari pembunuhan.
Ø Adinnādānā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari pengambilan barang orang lain.
Ø Abrahmacariyā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari perbuatan asusila.
Ø Musāvādā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari ucapan tidak benar.
Ø Surā-meraya-majja-pamādaţţhānā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari minuman keras, barang madat yang menyebabkan lemahnya kesadaran.
Ø Vikāla-bhojanā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari makan setelah lewat  tengah hari.
Ø Naccagīta-vādita-visūkadassanā mālāgandha-vilepanadhāraņa-vibhūsanaţţhānā  veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari menari, menyanyi, bermain music, dan pergi melihat pertunjukan; memakai, berhias dengan bebungaan, wewangian dan darang olesan (kosmetik)dengan bertujuan untuk mempercantik tubuh.
Ø Uccāsayana-mahāsayanā veramaņī sikkhāpadam samādiyāmi. Menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah).
C. Berkah Uposatha
Sang Buddha sangat menguji keagungan pelaksanaan Atthasilà, yang dimenangkan oleh pria dan wanita atas kekuasaan duniawi, yang meraih kekuasaan dan kebahagian pada kehidupan selanjutnya dan diyakinkan akan memperoleh buah kelahiran kembali di surga para dewata. Dalam melaksanakan peraturan dihari Uposattha akan mendatangkan keuntungan dan kebahagian bagi diri sendiri dan makhluk lain. Ada kepercayaan umat Buddha bahwasannya empat alam dewa penjaga alam semesta membuat pencatatan perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia pada hari uposattha. Dewa ini dikenal sebagai Cattaro Maharajan, yang tinggal disuraga yang paling rendah, yaitu Catummaharajika Devaloka. Pada hari kedelapan lunar, dewa penjaga mengirimkan utusannya kealam dunia menyakinkan apakah manusia memegang teguh kebenaran dan kebajikan. Mereka kirimkan anak-anaknya pada hari ke-14 lunar untuk alasan dan tujuan yang sama. Pada hari ke-15 para dewa penjaga sendiri turun ke bumi dan mengirimkan laporannya pada persidangan para dewa di surga Tavatimsa. Mereka akan bergembira atau bersedih tergantung diri pada yang dia saksikan dari tingkah laku manusia. Apabila para dewa bergembira maka akan berkah turun ke bumi, dan bila bersedih dan marah, maka ia akan memberi tanda banyak kejahatan dan malapetaka akan terjadi ( Angutara Niakaya1-142).
D. HAL HAL YANG PERLU DILAKUKAN PADA SAAT UPOSATHA
Pada Uposatha dilaksanakan pada bulan purnama dan bulan gelap tangal 1, 8, 15 dan 23 pada penanggalan tahun lunar. Biasanya pada hari itu anggota sangha mengadakan suatu pertemuan untuk membicarakan tentang Dhamma dan Vinaya.
Kata Uposatha berarti “masuk untuk berdiam” yang mempunyai makan kepatuhan kepada sila (vinaya). Uposatha merupakan istilah yang dipakai untuk pelaksanaan suatu upacara keagamaan yagn ketat hubungan dengan menahan diri (puasa). Ini merupakan kebiasaan yang telah ada sebelum masa Sang Buddha, dan Sang Buddha menyetujui kebiasaan ini dan memperkenalkannya untuk dipergunakan sebagai hari pertemuan untuk membicarakan dan mendengarkan Dhamma dan merupakan kesempatan untuk pelaksanaan uposatha bagi umat (atthanga uposatha sila). Sehubungan dengan pertemuan para bhikkhu, Sang Buddha mengizinkan mereka melakukan uposatha pada tanggal 1 dan 15 penanggalan lunar, artinya dua kali dalam sebulan.
        Kemudian Sang Buddha memberikan izin kepada  Sangha untuk melakukan uposatha sendiri, di mana dalam setiap pertemuan suatu kelompok bhikkhu, seorang bhikkhu akan membacakan peraturan latihan yang disebut dengan Patimokkha. Ini dilakukan apabila terdapat empat orang bhikkhu atau lebih. Apabila hanya terdapat dua atau tiga bhikkhu, mereka disebut gana (group). Mereka diizinkan untuk memberitahukan satu sama lain tentang kemurniaan mereka masing-masing dan bila hanya terdapat seorang bhikkhu ia disebut puggala (seseorang) dan dia harus membuat Addhittanga atau tekad oleh diri sendiri. Dalam setiap vihara (yang mempunyai Sima) harus terdapat sebuah bangunan untuk uposatha  bagi sekurang-kurangnya dua puluh satu orang bhikkhu, dan tempat ini disebut Uposathagara.
Hal-hal yang harus dilakukan pada saat uposatha
a)  Bhikkhu
Pada hari uposatha (purnama sidhi)  para bhikkhu, melaksanakan upacara samagi-uposatha, yaitu  sesudah mereka mencukur rambut kepala, melakukan upacara parisudhi (penyucian batin dan mohon maaf atas perbuatan salah yang telah diperbuatnya), selesai upacara samagi-parisudhi selanjutnya membaca ulang patimokha (227 peraturan kebhikkhuan), membabarkan dhamma dan melakukan meditasi.
b)  Umat Awan (Gharavasa)
Di Negara-negara Buddhis, pada setiap hari uposatha, umat Buddha datang berduyun-duyun ke Vihara sejak pagi. Mereka memohon tuntunan sila kepada para Bhikkhu. Para peminta sila yang juga dikenal dengan sebutan upasaka/upasika ini untuk memurnikan sila pada hari itu, dengan satu pengertian bahwa selama sekian hari yang mereka lewatkan telah banyak sila yang dilanggar. Oleh karena itu mereka memperbaharui sila, bahkan selain Pancasila, juga ada umat yang berusaha untuk menjalankan 8 (delapan) sila/athasila.
Setelah itu mereka mempersembahkan dana kepada para bhikkhu yang melakukan pindapata yakni berusaha berbuat kebaikan dengan cara berdana makanan dan kebutuhan-kebutuhan vihara seperti Buddha rupang, buku-buku untuk perpustakaan atau keperluan-keperluan lain para bhikkhu. Setelah selesai makan, mereka mencari para bhikku, terutama bhikkhu-bhikkhu senior atau yang mempunyai pengetahuan cukup luas untuk berdiskusi Dhamma dan bermeditasi. Sampai kira-kira tengah hari, mereka kemudian beristirahat. Kira-kira pukul 15.00, para umat bersama-sama untuk membersihkan vihara dan tempat-tempat lain yang akan di gunakan untuk tempat pertemuan atau untuk tempat keperluan lainnya. Pada malam hari mereka kembali mengadakan pertemuan berupa puja bakti bersama, mendengarkan pembabaran dhammadari bhikkhu dan latihan meditasi. Bahkan ada bhikkhu-bhikkhu yang mempunyai satu tradisi untuk melatih diri agar tidak tidur semalam suntuk pada hari uposatha. di Negara-negara Buddhist, hari uposatha betul-betul menjadi hari untuk mendengarkan Dhamma dan berbuat kebajikan.



Referensi
ü Herman,S.Hari raya umat Buddha dan kalender buddhis.yayasan Dhammdipa Arama.Jakarta:1997
ü Edi, Gimin Susanto.Kisah dan keajaiban bulan purnama dalam perkembangan Agama Buddha.Yanwreko wahana karya.2008







5 komentar:

  1. Terima kasih postingannya. Tulisan yang membantu.

    BalasHapus
  2. font nya ganti biar lebbig bangs, AVENIR aja

    BalasHapus
  3. Terima kasih untuk ilmu nya dalam postingan ini

    BalasHapus
  4. thanks, atas infonya, sangat membantu

    BalasHapus
  5. terima kasih untuk tulisan yg baik ini

    BalasHapus