1. Akasanancayatana Bhumi, adalah alam kehidupan yang
makhluk-makhluknya mempunyai arupa jhana tingkat pertama.
2. Vinnanancayatana Bhumi, adalah alam kehidupan yang
makhluk-makhluknya mempunyai arupa jhana tingkat kedua.
3. Akincannayatana Bhumi, adalah alam kehidupan yang
makhluk-makhluknya mempunyai arupa jhana tingkat ketiga.
4. Nevasannanasannayatana Bhumi, adalah alam kehidupan
yang makhluk-makhluknya mempunyai arupa jhana tingkat keempat.
Orang yang ingin mencapai arupa jhana
harus melaksanakan Samatha Bhavana dengan mengambil empat arupa sebagai objek.
Objek dari Arupavacara-Citta yang berjumlah empat macam itu meliputi:
1. Kasinugaghatimakasapannatti, yang berarti mengambil
'ruangan' yang sudah keluar dari kasina menjadi objek, yaitu ruangan yang tanpa
batas, dengan menyebut ‘Akaso-Ananto', yang berarti ruangan yang tanpa batas,
sehingga jhana-citta akan timbul. Jhana-citta yang timbul dengan mengambil
objek Kasinugaghatimakasapannatti ini disebut Akasanancayatana-Jhana atau
Pathamarupa-citta.
2. Akasanancayatana-citta, yang berarti mengambil vinnana
atau kesadaran yang berada dalam ruangan tanpa batas itu menjadi objek, dengan
menyebut ‘Vinnanam Anantam', yang berarti kesadaran yang tanpa batas, sehingga jhana-citta
itu akan timbul. Jhana-citta yang timbul dengan mengambil objek
Akasanancayatana-citta ini disebut Vinnanancayatana-Jhana atau Dutiyarupa-citta.
3. Natthibhavapannatti, yang berarti mengambil keadaan
yang tidak ada apa-apa atau kosong itu menjadi objek, dengan menyebut 'Natthi
Vinci', yang berarti tidak ada apa-apa atau kosong adanya, sehingga jhana-citta
akan timbul. Jhana-citta yang timbul dengan mengambil objek Natthibhavapannatti
ini disebut Akincannayatana-Jhana atau Tatiyarupa-citta.
4. Akincannayatana-citta, yang berarti mengambil dengan
perlahan Tatiyarupa-citta menjadi objek, merenungkan kehalusan dari
Tatiyarupa-citta dengan sanna (pencerapan). Dikatakan pencerapan bukan
pencerapan, pun bukan tidak pencerapan, karena sanna itu halus, lemas, dan
tenang, sehingga tidak tahu apa-apa, kemudian berusaha merenungkan keadaan yang
tenang, halus dengan menyebut 'Etam Santam Etam Panitam', yang berarti tenang,
halus, sehingga jhana-citta akan timbul. Jhana-citta yang timbul dengan
mengambil objek Akincannayatana-citta ini disebut Nevasannanasannayatana-Jhana
atau Catuttharupa-citta.
Pembagian Arupavacara Citta
Arupavacara
Citta berjumlah dua belas jenis yang terbagi atas tiga kelompok, yaitu:
1.
Arupavacarakusala Citta, yang terdiri atas empat
tingkatan jhana.
2.
Arupavacaravipaka Citta, yang terdiri atas empat akibat
kesadaran jhana.
3.
Arupavacarakiriya Citta, yang terdiri atas empat
tingkatan jhana.
Arupavacarakusala Citta
Arupavacarakusala
Citta berarti kesadaran atau pikiran baik yang mencapai Arupa-jhana. Kesadaran atau
pikiran ini terdapat pada orang yang belum mencapai kesucian arahat.
Arupa-vacarakusala Citta terdiri atas empat tingkatan jhana, yaitu:
1. Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana
kusalacittam, yang berarti kesadaran atau pikiran baik dari keadaan konsepsi ruangan
tanpa batas yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin) dan
ekaggata.
2. Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana kusalacittam,
yang berarti kesadaran atau pikiran baik dari keadaan konsepsi kesadaran tanpa
batas yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin) dan ekaggata.
3. Upekkha, ekaggatasahitam, akincannayatana kusalacittam,
yang berarti kesadaran atau pikiran baik dari keadaan konsepsi kekosongan yang
timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin) dan ekaggata.
4. Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannayatana
kusalacittam, yang berarti kesadaran atau pikiran baik dari keadaan konsepsi
bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan yang timbul bersama dengan upekkha
(keseimbangan batin) dan ekaggata.
Arupavacaravipaka Citta
Arupavacaravipaka
Citta berarti kesadaran atau pikiran yang menjadi hasil atau akibat dari Arupavacarakusala
Citta. Arupavacaravipaka Citta terdiri atas empat akibat kesadaran jhana,
yaitu:
1. Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana
vipakacittam, yang berarti akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan konsepsi
ruangan tanpa batas yang timbul bersama dengan Upekkha (keseimbangan batin) dan
ekaggata.
2. Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana
vipakacittam, yang berarti akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan konsepsi
kesadaran tanpa batas yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin)
dan upekkha.
3. Upekkha, ekaggatasahitam, akincannayatana vipakacittam,
yang berarti akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan konsepsi kekosongan
yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin) dan ekaggata.
4. Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannayatana
vipakacittam, yang berarti akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan konsepsi
bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan yang timbul bersama dengan upekkha
(keseimbangan batin) dan ekaggata.
Empat Arupavacaravipaka-Citta
ini merupakan Patisandhi-citta karena menjalankan tugas tumimbal lahir. Empat
Arupavacaravipaka Citta ini merupakan hasil atau akibat dari kesadaran atau
pikiran yang menyebabkan tumimbal lahir di Arupa Bhumi (Alam Kehidupan yang makhluknya
mempunyai Arupa jhana). Akasanancayatana Jhana Kusala memberikan akibat menjadi
Akasanancayatana Jhana Vipaka, dan bertumimbal lahir di Akasanancayatana Bhumi.
Vinnanancayatana Jhana Kusala memberikan akibat menjadi Vinnanancayatana Jhana
Vipaka, dan bertumimbal lahir di Vinnanancayatana Bhumi Akincannayatana Jhana
Kusala memberikan akibat menjadi Akincannayatana Jhana Vipaka, dan bertumimbal
lahir di Akincannayatana Bhumi. Nevasannanasannayatana Jhana Kusala memberikan
akibat menjadi Nevasannanasannayatana Jhana Vipaka, dan bertumimbal lahir di
Nevasannanasannayatana Bhumi.
Arupavacarakiriya Citta
Arupavacarakiriya
Citta berarti kesadaran atau pikiran khusus terdapat pada arahat yang mencapai Arupa
Jhana. Kesadaran atau pikiran ini tidak berakibat karena arahat tidak akan bertumimbal
lahir lagi. Arupavacarakiriya Citta terdiri atas empat tingkatan Jhana, yaitu:
1. Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana
kiriyacittam, yang berarti kesadaran atau pikiran tidak berakibat dari keadaan
konsepsi ruangan tanpa batas yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan
batin) dan ekaggata.
2. Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana kiriyacittam,
yang berarti kesadaran atau pikiran tidak berakibat dari keadaan konsepsi
kesadaran tanpa batas yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin)
dan ekaggata.
3. Upekkha, ekaggatasahitam, akincannayatana kiriyacittam,
yang berarti kesadaran atau pikiran tidak berakibat dari keadaan konsepsi
kekosongan yang timbul bersama dengan upekkha (keseimbangan batin) dan
ekaggata.
4. Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannayatana
kiriyacittam, yang berarti kesadaran atau pikiran tidak berakibat dari keadaan
konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan yang timbul bersama dengan
upekkha (keseimbangan batin) dan ekaggata.
Alam-alam yang dua belas Arupavacara-citta dapat timbul
Arupavacarakusala-citta
yang terdiri atas empat jenis ini dapat timbul dalam dua puluh alam, yaitu tujuh
Kamasugati Bhumi, sembilan Rupa Bhumi (tidak termasuk tujuh
Catuttha-Jhana-Bhumi), dan empat Arupa Bhumi (tidak termasuk jhana yang lebih
rendah dari alamnya). Arupavacaravipaka-citta yang terdiri atas empat jenis ini
dapat timbul dalam empat alam, yaitu empat Arupa Bhumi (khusus alam kepunyaan
sendiri). Arupavacarakiriya-citta yang terdiri atas empat jenis ini dapat
timbul dalam dua puluh alam, yaitu tujuh Kamasugati Bhumi, sembilan Rupa Bhumi
(tidak termasuk tujuh Catuttha Jhana-Bhumi), dan empat Arupa Bhumi.
Dari uraian di
atas jelaslah bahwa Arupavacara Citta tidak dapat timbul dalam tujuh
Catuttha-Jhana Bhumi (satu Asannasatta Bhumi, satu Vehapphala Bhumi, dan lima Suddhavasa Bhumi).
Sebabnya ialah:
a. Asannasatta-Bhumi merupakan alam yang tidak ada sanna.
Jadi, makhluk Asannasatta tidak dapat berbuat apa-apa.
b. Dalam Vehapphala-Bhumi dan lima Suddhavasa Bhumi, makhluk- makhluknya
sudah merasa puas dengan alam-alam ini yang merupakan alam teratas bagi mereka.
Jadi, mereka tidak mempunyai kehendak untuk lahir di Arupa Bhumi lagi. Oleh
sebab itu, mereka tidak memperkembangkan Arupa-Jhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar