Kamis, 23 Februari 2012

RUPA BHUMI


Di dalam tiga puluh satu alam kehidupan terdapat satu kelompok alam yang disebut Rūpa Bhūmi. Rūpa Bhūmi merupakan alam kehidupan yang makhluknya mempunyai rūpa jhāna. Rūpa Bhūmi merupakan tempat tinggal makhluk Rūpa Brahma. Rūpa Bhūmi terdiri atas enam belas alam, dan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu Pathama Jhāna Bhūmi, Dutiya Jhāna Bhūmi, Tatiya Jhāna Bhūmi, dan Catuttha Jhāna Bhūmi.
Setiap makhluk yang berdiam di Rūpa Bhūmi ini mempunyai jangka waktu kehidupan yang berbeda-beda. Jangka waktu kehidupan mereka amat lama sekali, sehingga tidak dihitung dengan menggunakan perhitungan tahun, tetapi dihitung dengan menggunakan perhitungan Kappa, Asankkheyya Kappa, dan Māha Kappa. Satu Māha Kappa sama dengan seribu Asankkheyya Kappa. Satu Asankkheyya Kappa sama dengan seribu Kappa. Jadi, satu Māha Kappa sama dengan satu juta Kappa.
Satu Kappa berarti satu masa dunia. Mengenai perhitungan Kappa, Sang Buddha bersabda sebagai berikut:
“Sungguh lama, O para siswa, umur satu masa dunia dan tidak mungkin dapat dihitung dengan perhitungan tahun. Sebab dalam satu masa dunia itu terdapat begitu banyak tahun, begitu banyak abad, begitu banyak ribuan tahun, begitu banyak ratus ribuan tahun. Jika sekiranya ada sebuah batu karang besar yang berukuran panjang satu mil, lebar satu mil, dan tinggi satu mil, yang mana batu karang itu merupakan satu gumpalan yang padat dengan tidak ada patah, pecah atau retak, dan tiap-tiap seratus tahun, seseorang datang dan menggokkan sutra satu kali pada batu karang itu, maka batu karang yang besar dan kasar itu lebih dahulu habis dari pada umur satu masa dunia (kappa) itu”.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa umur satu masa dunia itu sangat lama sekali, sehingga tidak mungkin dihitung dengan perhitungan tahun. Umur satu masa dunia itu hanya dapat diumpamakan sama seperti lamanya waktu yang diperlukan untuk hancurnya sebuah batu karang yang sangat besar. Dengan demikian, jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk yang berdiam di alam Brahma yang menggunakan perhitungan Kappa itu sangat lama sekali.

Pathama Jhāna Bhūmi
            Pthama Jhāna Bhūmi merupakan alam kehidupan alam jhāna pertama. Pathama Jhāna Bhūmi merupakan tempat tinggal makhluk rūpa brahma yang mempunyai rūpa jhāna tingkat pertama. Pathama Jhāna Bhūmi terdiri atas tiga alam, yaitu:
1.      Brahma Pārisajja Bhūmi atau alam pengikut-pengikut Brahma.
2.      Brahma Purohita Bhūmi atau alam para menterinya Brahma.
3.      Māha Brahma Bhūmi atau alam Brahma yang besar.

Setiap makhluk yang berdiam di Pathama Jhāna Bhūmi mempunyai jangka waktu kehidupan yang berbeda-beda. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Pathama Jhāna Bhūmi ini sangat sangat lama sekali, sehingga menggunakan perhitungan Māha Kappa. Satu Māha Kappa sama dengan satu juta Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Pārisajja Bhūmi adalah sepertiga Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Barahma Purohita Bhūmi adalah setengah Māha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Māha Brahma Bhūmi adalah satu Māha Kappa. Bila jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk tersebut telah habis maka mereka akan meninggal dari alamnya untuk bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain, sesuai dengan karmanya. Jadi, makhluk-makhluk yang berdiam di Pathama Jhāna Bhūmi ini masih dicengkeram juga oleh anicca atau ketidakkekalan.

 Dutiya Jhāna Bhūmi
            Dutiya Jhāna Bhūmi merupakan alam kehidupan jhāna kedua. Dutiya Jhāna Bhūmi merupakan tempat tinggal makhluk rūpa Brahma yang mempunyai rūpa jhāna tingkat kedua dan rūpa jhāna tingkat ketiga. Makhluk rūpa brahma yang mempunyai rūpa jhāna tingkat kedua dan ketiga ini dapat bertumimbal lahir di satu alam yang sama, yaitu Dutiya Jhāna Bhūmi, karena keadaan batin mereka amat dekat sekali.
            Dutiya Jhāna Bhūmi terdiri atas tiga alam, yaitu:
1.      Brahma Parittābha Bhūmi atau alam para brahma yang kurang bercahaya.
2.      Brahma Apamānabhā Bhūmi atau alam para brahma yang terbatas cahayanya.
3.      Brahma Abhassarā Bhūmi atau alam para brahma yang gemerlapan cahayanya.

Setiap makhluk yang berdiam di Dutiya Jhāna Bhūmi mempunyai jangka waktu yang berbeda-beda. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Parittābha adalah dua Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Appamana Bhūmi adalah empat Māha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Abhassarā Bhūmi adalah delapan Māha Kappa. Bila jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk tersebut telah habis, maka mereka akan meninggal dari alamnya untuk bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain, sesuai dengan karmanya. Jadi, makhluk-makhluk yang berdiam di Dutiya Jhāna Bhūmi ini masih dicengkeram juga oleh anicca atau ketidakkekalan.

Tatiya Jhāna Bhūmi

            Tatiya Jhāna Bhūmi merupakan alam kehidupan Jhāna ketiga. Tatiya Jhāna Bhūmi merupakan tempat tinggal makhluk rūpa brahma yang mempunyai rūpa jhāna tingkat keempat. Tatiya Jhāna Bhūmi terdiri atas tiga alam, yaitu:
1.      Brahma Parittasubhā Bhūmi atau alam para brahma yang kurang auranya.
2.      Brahma Appamānasubhā Bhūmi atau alam para brahma yang tidak terbatas auranya.
3.      Brahma Subhakinhā Bhūmi atau alam para brahma yang auranya penuh dan tetap.

Setiap makhluk yang berdiam di Tatiya Jhāna Bhūmi mempunyai jangka waktu kehidupan yang berbeda-beda. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Parittasubhā Bhūmi adalah enam belas Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Appamānasubhā Bhūmi adalah tiga puluh dua Māha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Subhakinhā Bhūmi enam puluh empat Māha Kappa. Bila jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk tersebut telah habis, maka mereka akan meninggal dari alamnya untuk bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain, sesuai dengan karmanya. Jadi, makhluk-makhluk yang berdiam di Tatiya Jhāna Bhūmi ini masih dicengkeram juga

Catuttha Jhāna Bhūmi

Catuttha Jhāna Bhūmi merupakan alam kehidupan jhāna keempat. Catuttha Jhāna Bhūmi merupakan tempat tinggal makhluk rūpa brahma yang mempunyai rūpa jhāna tingkat kelima. Catuttha Jhāna Bhūmi terdiri atas tujuh alam, yaitu:
1.      Brahma Vehapphalā Bhūmi atau alam para brahma yang besar pahalanya.
2.      Brahma Asaññasatta Bhūmi atau alam para brahma yang kosong dari kesadaran (yang tidak bergerak).
3.      Brahma Aviha Bhūmi atau alam para brahma yang tidak bergerak.
4.      Brahma Atappā Bhūmi atau alam para brahma yang suci.
5.      Brahma Suddassā Bhūmi atau alam para brahma yang indah.
6.      Brahma Suddassi Bhūmi atau alam para brahma yang berpandangan terang.
7.      Brahma Akani  hā Bhūmi atau alam para brahma yang luhur.

Setiap makhluk yang berdiam di Catuttha Jhāna Bhūmi mempunyai jangka waktu kehidupan yang berbeda-beda. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di brahma Vehapphalā Bhūmi adalah lima ratus Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di brahma Asaññasatta Bhūmi adalah lima ratus Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di brahma Aviha Bhūmi adalah seribu Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di brahma Atappā Bhūmi  adalah dua ribu Māha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di brahma Suddassā Bhūmi adalah empat ribu Māha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Suddassi Bhūmi adalah delapan ribu Māha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Brahma Akanitta Bhūmi adalah enam belas ribu Māha Kappa. Bila jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk tersebut telah habis, maka mereka akan meninggal dari alamnya untuk bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain, sesuai dengan karmanya. Jadi, makhluk-makhluk yang berdiam di Catuttha Jhāna Bhūmi ini masih dicengkeram juga oleh anicca atau ketidakkekalan.

 Suddhāvasa Bhūmi
            Dalam Catuttha Jhāna Bhūmi terdapat tujuh alam kehidupan yang makhluknya mempunyai rūpa jhāna tingkat kelima. Dari ketujuh alam yang terdapat dalam Catuttha Jhāna Bhūmi ini ada lima alam kediaman murni, yang merupakan alam kediaman khusus untuk para Anāgāmi, yang disebut Suddhavassa Bhūmi. Alam Suddavassa ini terdiri atas lima alam, yaitu: Brahma Aviha Bhūmi, Brahma Atappā Bhūmi, Brahma Suddassā Bhūmi, Brahma Suddassi Bhūmi, dan Brahma Akani   Bhūmi.
            Pada umumnya, makhluk yang berdiam di Suddhāvasa Bhūmi ini adalah para Anāgāmi. Namun, tidak semua Anāgāmi dapat bertumimbal lahir di Suddhāvasa Bhūmi. Anāgāmi yang dapat bertumimbal lahir di Suddhāvasa Bhūmi ini adalah Anāgāmi yang mempunyai Pañcamajjhāna Kusala atau rūpa jhāna tingkat kelima dapat mempunyai panca indriya atau lima macam kekuatan. Panca indriya itu terdiri atas:
1.      Saddhindriya atau keyakinan.
2.      Viriyindriya atau usaha.
3.      Satindriya atau kesadaran.
4.      Samadhindriya atau konsentarasi.
5.      Paññindriya atau kebijaksanaan.
Anāgāmi yang kuat dalam Saddhindriya akan bertumimbal lahir di Brahma Aviha Bhūmi. Anāgāmi yang kuat dalam Viriyindriya akan bertumimbal lahir di Brahma Atappā Bhūmi. Anāgāmi yang kuat dalam Satindriya akan bertumimbal lahir di Brahma Suddasa Bhūmi. Anāgāmi yang kuat dalam Samadhindriya akan bertumimbal lahir di Brahma Suddasi Bhūmi. Anāgāmi yang kuat dalam Paññandriya akan bertumimbal lahir di Brahma Akanitta Bhūmi.
Anāgāmi yang tidak mempunyai Pañcamajjhāna  Kusala tidak dapat bertumimbal lahir di alam Suddhāvasa. Mereka akan bertumimbal lahir di salah satu alam dalam Rūpa Bhūmi, sesuai dengan tingkatan jhānanya. Jika Anāgāmi itu mempunyai rūpa jhāna tingkat pertama, maka ia akan bertumimbal lahir di salah satu alam dari Patahama Jhāna Bhūmi, sesuai dengan kekuatan jhānanya. Jika Anāgāmi itu mempunyai rūpa jhāna tingkat kedua atau ketiga, maka ia akan bertumimbal lahir di salah satu alam dari Dutiya Jhāna Bhūmi, sesuai dengan kekuatan jhānanya. Jika anagagi itu mempunyai rūpa jhāna tingkat keempat, maka ia akan bertumimbal lahir di salah satu alam dari Tatiya Jhāna Bhūmi, sesuai dengan kekuatan jahananya.
Setiap Anāgāmi pasti akan bertumimbal lahir di alam Brahma setelah kematiannya dari alam manusia atau alam dewa. Untuk dapat bertumimbal lahir di alam Brahma, Anāgāmi harus mempunyai jhāna. Jika Anāgāmi itu tidak mempunyai jhāna semasa hidupnya, maka ia tetap akan bertumimbal lahir di alam brahma. Sebab, Anāgāmi yang tidak mempunyai jhāna semasa hidupnya itu akan mendapatkan maggasidh0-jhāna sewaktu akan meninggal dunia. Dengan kekuatan maggasddhi-jhāna inilah para Anāgāmi akan bertumimbal lahir di salah satu alam dalam Rūpa Bhūmi (tidak termasuk alam Suddhāvasa).
Rūpa brahma adalah brahma yang bermateri, yaitu brhama yang mempunyai pancakkhandha atau lima kelompok kehidupan. Rūpa brahma mempunyai rūpakkhandha ataukelompok jasmani dan namakkhandha atau kelompok batin. Namun, dalam enam belas Rūpa Bhūmi terdapat satu alam yang makhluknya hanya hanya mempunyai Rūpakkhandha atau kelompok materi, yaitu Asaññasatta Bhūmi. Makhluk brahma yang berdiam di Asaññasatta Bhūmi tidak mempunyai sana atau pencerapan. Sañña merupakan Cetasika atau bentuk-bentuk batin yang selalu timbul bersama dengan citta atau kesadaran. Jadi, makhluk Asaññasatta Brahma tidak mempunyai citt dan Cetasika, yang berarti tidak mempunyai namakkhandha atau kelompok batin. Makhluk Asaññasatta Brahma tidak mempunyai namakkhandha karena pada kehidupan sebelumnya, mereka mempunyai miccha ditthi atau pandangan salah yang menganggap bahwa nama atau batin merupakan penyebab timbulnya dukkha. Ia beranggapan bahwa ia menderita karena ia masih memiliki nama atau batin, sehingga ia tidak ingin memiliki nama atau batin lagi pada kehidupannya yang akan datang.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa makhluk-makhluk Asaññasatta Brahma hanya memiliki rūpa atau materi. Oleh sebab itu, dalam Abhidhamma, Asaññasatta Bhūmi disebut juga Ekavokara Bhūmi, yaitu alam yang makhluknya mempunyai satu khandha (rūpakkhandha). Karena makhluk Asaññasatta Brahma hanya mempunyai Rūpakkhandha atau kelompok materi saja, maka mereka tidak dapat melakukan kamma atau perbuatan apapun selama mereka hidup di alam tersebut. Namun, makhluk Asaññasatta Brahma yang hanya memiliki Rūpakkhandha saja tetap merupakan makhluk hidup di dalam agama Buddha, karena mereka di lahirkan oleh Janaka Kamma dan kehidupannya diatur oleh Kamma Niyama (hukum karma).
Di dalam tiga puluh satu alam kehidupan, sesuai dengan jalannya hukum karma, kita pernah dilahirkan pada dua puluh enam alam kehidupan (tidak termasuk lima Suddhāvasa Bhūmi). Sebab, Suddhāvasa Bhūmi merupakan alam khusus untuk para Anāgāmi, sedangkan kita belum mencapai kesucian Anāgāmi. Lagi pula, bila kita mencapai Anāgāmi dan bertumimbal lahir di Suddhāvasa Bhūmi, maka kita tidak mungkin akan bertumimbal lahir lagi di alam-alam kehidupan yang lain. Para Anāgāmi yang berdiam di Suddhāvasa Bhūmi akan mencapai tingkat kesucian Arahat  di alam tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar