Di dalam tiga puluh satu alam
kehidupan terdapat satu kelompok alam yang disebut Arūpa Bhūmi. Arūpa Bhūmi
merupakan alam kehidupan yang makhluknya mempunyai arūpa jhāna atau jhāna yang
tidak bermateri. Arūpa jhāna terdiri atas empat jenis, yaitu:
1. Ākāsānancāyatana jhāna (Pathama
arūpa jhāna), yang merupakan arūpa jhāna tingkat pertama.
2. Viññanacāyatana
jhāna (Dutiya arūpa jhāna), yang merupakan arūpa jhāna tingkat kedua.
3. Akincaññayātana jhāna (Tatiya arūpa
jhāna), yang merupakan arūpa jhāna tingkat ketiga.
4. Nevasaññanasaññayatana jhāna
(Catuttha arūpa jhāna), yang merupakan arūpa jhāna tingkat keempat.
Makhluk yang mempunyai arūpa jhāna
disebut Arūpa Brahma. Arūpa Brahma berdiam di Arūpa Bhūmi. Jadi, Arūpa Bhūmi
merupakan tempat tinggal makhluk Arūpa Brahma. Arūpa Bhūmi terdiri atas empat
alam, yaitu:
1. Ākāsānancāyatana Bhūmi, yang
merupakan Arūpa Bhūmi tingkat pertama. Ākāsānancāyatana Bhūmi merupakan alam
kehidupan yang makhluk-makhluknya berhasil mencapai keadaan dari konsepsi
ruangan yang tanpa batas.
2. Viññāöancāyatana
Bhūmi, yang merupakan Arūpa Bhūmi tingkat kedua. Viññāöancāyatana
Bhūmi merupakan alam kehidupan yang makhluk-makhluknya berhasil mencapai
keadaan dari konsepsi keadaan yang tanpa batas.
3. Akincaññayātana Bhūmi, yang
merupakan Arūpa Bhūmi tingkat ketiga. Akincaññayātana Bhūmi merupakan alam
kehidupan yang makhluk-makhluknya berhasil mencapai keadaan dari konsepsi
kekosongan.
4. Nevasaññanasaññayatana Bhūmi, yang
merupakan Arūpa Bhūmi tingkat keempat. Nevasaññanasaññayatana Bhūmi merupakan
alam kehidupan yang makhluk-makhluknya berhasil mencapai keadaan dari konsepsi
bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan.
Makhluk Arūpa Brahma merupakan
brahma yang tidak bermateri, karena mereka tidak mempunyai Rūpakkhandha
(kelompok jasmani atau materi). Makhluk Arūpa Brahma ini tidak mempunyai
Rūpakkhandha karena pada kehidupan sebelumnya, mereka mempunyai miccha
ditthi atau pandangan salah yang menganggap bahwa rupa atau jasmani itu
merupakan penyebab timbulnya dukkha. Ia beranggapan bahwa ia menderita karena
ia masih memiliki rupa atau jasmani, sehingga ia tidak ingin memiliki rupa atau
jasmani lagi pada kehidupannya yang akan datang.
Makhluk Arūpa Brahma hanya
mempunyai Nāmakkhandha atau kelompok batin, yaitu vedanakkhandha atau kelompok
perasaan, saññakkhandha atau kelompok pencerapan, sankharakkhandha atau
kelompok bentuk pikiran, dan viññanakkhandha atau kelompok kesadaran. Oleh
sebab itu, alam tempat tinggal makhluk Arūpa Brahma ini disebut juga Catuvokara
Bhūmi, yang berarti alam makhluk-makhluknya hanya memiliki empat khanda
(Namakkhandha). Walaupun Arūpa Brahma hanya memiliki Namakkhandha, tetapi Arūpa
Brahma tetap merupakan makhluk hidup di dalam agama Buddha, karena Arūpa Brahma
ini dilahirkan oleh Janaka Kamma dan kehidupannya diatur oleh Kamma Niyama
(hukum karma).
Setiap makhluk yang berdiam di
Arūpa Bhūmi mempunyai jangka waktu kehidupan yang berbeda-beda. Jangka waktu
kehidupan makhluk yang berdiam di Ākāsānancāyatana Bhūmi adalah dua puluh ribu
Maha Kappa. Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Viññāöancāyatana Bhūmi adalah empat puluh ribu Maha Kappa.
Jangka waktu kehidupan makhluk yang berdiam di Akincaññayātana Bhūmi adalah
enam puluh ribu Maha Kappa. Sedangkan, jangka waktu kehidupan makhluk yang
berdiam di Nevasaññanasaññayatana Bhūmi adalah delapan puluh empat ribu Maha
Kappa. Bisa terbayangkan berapa lamanya itu. Namun, makhluk-makhluk yang
berdiam di Arūpa Bhūmi masih dicengkeram juga oleh anicca atau ketidakkekalan.
Bila jangka waktu kehidupan makhluk-makhluk tersebut telah habis, maka mereka
akan meninggal dari alamnya untuk bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain,
sesuai dengan karmanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar