Sabtu, 26 Maret 2011

Standar Proses Pendidikan (SPP)
1. Pengertian
    Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu-satuan pebndidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan (peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 6).
2. Fungsi Standar Proses Pendidikan
    Secara umum SPP memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran.
·    Fungsi SPP dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus dicapai. SPP berfungsi sebagai alat untuk mecapai tujuan pendidikan serta program yuang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujua-tujuan tersebut.
·    Fungsi SPP bagi guru adalah sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembeljaran harian dan sebagai pedoman untuk implemetansi program dalam kegiatan nyata dilapangan.
·    Fungsi SPP bagi kepala sekolah adalah (1) sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipeimpinnya. (2) sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
·    Fungsi SPP bagi pengawas adalah sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pebngelolaan proses pembelajaran.
·    Funfsi SPP bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah sebagai fungsi perencanaan dan pengawasan sebagai berikut: (1) menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guruuntuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal. (2) memberikan saran2, usul atau ide kepada sekolah khususnya guru dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal. (3) melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.

Guru Dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan
Prinsip pembelajaran menurut Bruce Weil:
a.    Membentuk kreativitas dan pengembangan kognitif
b.    Perhubungan dengan pengetahuan yang dipelajari, ada tiga tipe fisis (mengacu pada sesuatu yang berbentuk), tipe sosial (mengacu pada hubungan antar individu), tipe logika (berkaitan atau berfikir dengan sesuatu yang pasti).
Konsep dasar mengajar:
a.    Mengajar sebagai proses penyampaian materi: proses pengajaran berorientasi pada guru, siswa sebagai objek belajar, kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu, tujuan utama pengajaran yaitu penguasaan materi dan perubahan tingkah laku.hyuh
b.    Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan karena lingkungan merupakan sumber belajar siswa.
B. Penigkatan Kemampuan Profesional Guru
1.    Guru Sebagai Jabatan Profesional
Syarat-syarat atau ciri-ciri pokok dari pekerjaan profesional adalah:
·    Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalamyang hanya mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya dapat dipertanggung jawabkansecara ilmiah.
·    Suatu profesui menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya sehingga antara prodesi yang satu dengan yang lain dapat dipisahkan secarta tegas.
·    Tingkat kemampuan suatu priofesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat sehingga semakin tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliaannya dengan demikian semakin tinggi tingkat penghargaan yang diterimanya.
·    Suatu profesi selain dibutuhkan masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan sehingga masyarakat memilik kepekaan yang sangat tinggi terhadapa setiap efek yang ditimbulkannya dari profesiyang itu.
2.    Mengajar Sebagai Pekerjaan Profesional
ciri dan karateristik dari proses mengajar sebagain tugas utama profesi guru.
·    Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat komplek.
·    Tugas seorang guru memiliki bidang keahlian yang jelas yaitu mengantarkan siswa kearah tujuan yang diinginkan.
·    Menjadi guru bukin hanya memahami materi yang harus disampaikan akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain.
·    Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif dimasyarakat.
·    Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis tetapi pekerhjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.    Kompetensi Profesional Guru
a.    Kompetensi pribadi
·    kemampun yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
·    Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama
·    Kemampuan utk berprilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat.
·    Kemampuan untuk mengembangkan sifat2 terpuji sebagai seorang guru
·    Sifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
b.    Kompetensi profesional
kompetensi profesioanal adalah lompetsnsi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan
·    Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan
·    Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan.
·    Kemampuan dalam penguasahan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkanya
·    Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodelogi dan strategi pembelajaran
·    Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
·    Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
·    Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
·    Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang.
·    Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
c.    kompetensi sosial kemasyarakatan
·    kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
·    kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi lembaga kemasyarakatan
·    kemampuan untuk menjalikan kerjasasama baik individual maupun kelompok
C. Mengoptimalkan Peran Guru Dlam Proses Pembelajaran
      1. Guru Sebagai Sumber Belajar
Guru sebagai sumber belajar; peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dengan baik dan benar.
      2. Guru Sebagai Fasilitaor
Guru sebagai fasilitator; Sebagai fasilitator guru guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
3.    Guru Sebagai Pengelola
Guru Sebagai pengelola, sebagai pengelola pembelajaran (learning manager) disni guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
     4. Guru Sebagai Demonstrator
Guru sebagai demonstrator; peran guru sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
     5. Guru Sebagai Pembimbing
Seorang guru dan siswa seperti halnya petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat tumbuh dengan menarik batang tanaman itu.
   6. Guru Sebagai Motivator
Guru sebagai motivator; Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan.
    7. Guru Sebagai Evaluator
    Guru sebagai evaluator; Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
D. ketrampilan dasar mengajar bagi guru
1. Keterampilan bertanya
a. beberapa petunjuk teknis
·    Tujuan keantusiasan dan keangatan
·    Berikan waktu secukupnya bagai siswa untuk berpikir
·    Atur lalu lintas bertanya jawab
·    hindari pertanyaan ganda
b. meningkatkan kualitas pertanyaan
·    berikan pertanyaan secara berjenjang
·    gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak

Sistem pembelajaran dalam standar proses pendidikan
E. faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembalajaran
1.   Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembalajaran.
2.   Faktor Siswa
Siswa adalah organisme unik yang berkembang ssesuai dengan tahap perkembangannya.
3.    Faktor Sarana dan Prasarana
sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Sedangkan prasaarana adalah segala sesuatu yang secra tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
4.    Faktor Lingkungan
ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu  faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas yang meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek pentimg yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Faktor iklim sosial psokolgis secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah.

Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
A.    Pengertian
     Strategi 
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari prngrtian diatas;
ü    Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
ü    Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arak keputusan dari semua penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Menurut Kemp (1995), strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
     Metode
Upaya untuk megimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang diterapkan.
     Pendekatan pembelajaran
Istilah lain yang juga memilki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan
( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pelajaran.
Roy killen (1998), mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu:
ü    Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher- centred approaches), pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
ü    Pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centred approaches), menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif.
    Dari penjelasan diatas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi  yang diterapkan guru akan tergantung  pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan  berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik  itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lainnya.
B.    Jenis-Jenis Strategi  Dipembelajaran
    Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree ( 1974 ) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition –discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
1.    Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
2.    Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mendiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
3.    Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajarkan oleh seorang atau beberapa guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individu. Setiap individu dianggap sama.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi induktif: .
1.    Deduktif: Strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret.
2.    Induktif, pada strategi ini bahan yang dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar (dari khusus ke umum).
C.    Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan
1.    Berorientasi Pada Tujuan
Segala aktivitas  guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa tujuan pembejaran.
2.    Aktivitas
Belajar adalah berbuat, memperoleh  pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktiitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat  psikis seperti aktivitas mental.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
3.    Integritas
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadiaan siswa secara terintegrasi.
Prinsip-prinsip khusus pengelolaan pembelajaran :
1.    Interaktif,
prinsip interaktif mengandung makna  bahwa mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2.    Inspiratif,
proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
3.    Menyenangkan,
proses pembalajaran  adalah proses  yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.
4. Menantang,
proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan  kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.
5. Motivasi,
motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.
D.    Pembelajaran berorientasi ativitas siswa ( PBAS )
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorentasi pada aktivitas siswa.
1)    Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasan moral.
Hakekat pendidikan pada dasarnya adalah:
a)    Interaksi manusia
b)    Pembininaan dan pengembangan potensi manusia
c)    Berlangsung sepanjang hayat
d)    Kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa
e)    Keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewibawaan guru
f)    Peningkatan kualitas hidup manusia.
2)    Asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:
a)    Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan.
b)    Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda,
c)    Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kratif, dan dinamis dalam menghadapi lingungan
d)    Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhanya,
3)    Asumsi tentang guru adalah:
a)    Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik,
b)    Guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar
c)    Guru mempunyai kode etik keguruan;
d)    Guru memiliki peranan sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
4)    Asumsi yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah:
a)    Bahwa proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem
b)    Persitiwa belajar terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru.
c)    Proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna.
d)    Pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang
e)    Inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.
Konsep dan tujuan PBAS
    PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afaektif, dan psikomotor secara seimbang.
Dalam konsep tersebut, ada dua hal yang harus dipahami,yaitu:
Dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.
Dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS mengendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
1.    Peran guru dalam implementasi PBAS
Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan inofatif sehingga mampu menyesuaiakan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru:
a)    Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapan siswa terlibat dalam menetukan dan merumuskannya.
b)    Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan ileh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa.
c)    Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d)    Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
e)    Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya  melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f)    Membantu siswa dalam menarik kesimpulan.
2.    Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
a.    Guru, ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS:
kemampuan guru
kemampuan guru itu tidak hanya dalam tataran desain perencanaan pembelejaran, akan tetapi juga dalam proses dan evaluasi.
sikap profesionalalitas guru,
sikap profesioanal guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksankan tugas mengajarnya.
latar belakang pendidikan guru, dan pengalaman mengajar guru
Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variabel-variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman terhadap lingkungan dan gaya belajar siswanya, pemahaman tenatng berbagai model, dan metode pembelajaran.
b.    Saranan belajar, keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
Ruang kelas, kondisi ruang kelas merupakan faktor menentukan keberhasilan penerapan PBAS.
Media dan sumber belajar, PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya, melalui PBAS siswa memungkinkan untuk belajar berbagai sumber informasi secara mandiri, baik dan media grafis seperti buku, majalah, surat kabar, buletin, dan lain-lain
ingkungan, juga menjadi faktor keberhasilan dalam pembelajaran, ada dua lingkungan yang menjadi faktor dalam keberhasilan pembelajaran, yaitu; (1) lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, misalnya jumlh kelas, laboratirium, perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia; serta letak sekolah itu berada. (2) lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang ada dilingkungan itu. Misalnya keharminisan hubungan guru dgn guru, antara guru dgn kepala sekolah, antara keharmonisan antara pihak sekolah dengan orang tua.

Metode Dan Media Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan
A. Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode pembelajara adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran
1. Ceramah
Metode Ceramah dapat diartikan sebagai cara pembelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap kelompok siswa. Metode ini digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Kelebihan Metode Ceramah
a. merupakan metode yang mudah dan murah untuk dilakukan
b. ceramah dapat menyajiakn materi yang luas
c. ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yamng perlu ditonjolkan
d. Guru dapat mengontrol kelas
e. organisasi kelas dengan metode ceramah dapay diatur menjadi lebih sederhana
Kekurangan Metode Ceramah:
a.    materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
b.    ceramah yang tidak disertai dengan pergaaan dapat mengakibatkan verbalisme (tahu kata, tetapi tidak tahu arti dan penggunaannya).
c.    Guru yang kurang memiliki kemampuamn bertutur yang baik ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
d.    Sangat  sulit untuk diketahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
B. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah.
1. Tahap Persiapan
·    Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
·    Menentukan pokok materi yang akan diceramahkan
·    Mempersiapkan alat bantu
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
·    Yakinkan siswa memahami tujuan yang akan dicapai, dengan mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa
·    Lakukan langkah apersepsi
b. Langkah Penyajian
·    Menjaga kontak mata terus-menerus dengan siswa
·    Gunakan komunikasi yang kumunikatif dan yang mudah dicerna sisiwa
·    Sajikan pembelajaran secara sistemasis
·    Tanggapi respon siswa dengan segera
·    Jaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan
c. Langkah Mengakhiri Atau Menutup
·    Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum pelajaran yang baru disampaikan
·    Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi senacam ulasan tentang materi pembelajaran yang baru disampaikan
·    Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
2.  Metode Demontsrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan.
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata)
Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
Proses pembelajaran lebih menarik
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan anatara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
b. Kekurangan Metode Demonstrasi
Memerlukan keterampilan guru secara khusus
Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang.
Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1. Tahap Persiapan
·    Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh sisiwa setelah proses demonstrasi berakhir
·    Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
·    Lakukan uji coba demonstrasi
2. Tahap Pelaksanaan
a.  Langkah Pembukaaan
·    Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
·    Kemukakan tujuan yang harus daicapai siswa
·    Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa
b. Langkah Pelaksanaan Demokrasi
·    Mulai demonstrasi dengan kegiatan yang mernsang siswa berfikir
·    Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan
·    Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstarsi dengan memperhatikan reaksi seluruh sisiwa
·    Memberikan kesempatan pada siswa secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu
c. Langkah Mengakhiri Demosntrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian pembelajaran
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kelebihan Metode Diskusi
Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan masalah
Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
Memperluas wawasan
Membina kebiasaan bermusyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
Kekurangan Metode Diskusi
Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
Peserta mendapat informasi yang terbatas
        4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
b. Jenis-Jenis Diskusi
1.  Diskusi Kelas
Diskusi kelas disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang  dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
2.  Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggotanya antara 3-5 orang.
3.  Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas sesuatu persoalan dipandang  dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
4.  Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orangdihadapan audiens.
c. Langkah-Langkah Melakukan Diskusi
1. Tahap Persiapan
·    Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
·    Menentukan tujuan diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ingin dicapai
·    Menetapkan masalah yang akan dibahas
·    Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan segala fasilitasnya.
2. Pelaksanaan Diskusi
·    Memperrsiapkan segala kelancaran yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi
·    Memberikan pengarahan sebelum diskusi
·    Melaksanakan diskusi dengan aturan main yang telah ditetapkan
·    Memberikan kesempatan yang sama pada paserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan idenya
·    Mengendalikan pembicaraan pada pokok bahasan yang sedang dibahas
3. Menutup Diskusi
·    Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai hasil diskusi
·    Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
4 . Metode Simulasi
Simulasi: cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep,   prinsip, atau keterampilan tertentu.
a. Kelebihan Dan Kelemahan Simulasi
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan kepercayaan siswa
4) Memperkaya pengetahuan
5) Similasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran
    Kelemahan:
1) pengalam yang diperoleh melaui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan
2)  Pengelolaan yang kurang baik
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering menggangu siswa dalam melakukan simulasi
b. Jenis-Jenis Simulasi
1. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain pran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis
3. Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual,  atau kejadian yang muncul pada masa mendatang
c. Langkah-Langkah Simulasi
1. Persiapan Simulasi
·    Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
·    Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi disimulasikan
·    Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi
·    Guru memberikqan kesempatan pada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam peranan similasi
2. Pelaksanaan Simulasi
·    Simulasi dimainkan oleh kelompok pameran
·    Para siswa lainya mengikuti dengan penuh perhatian
·    Guru hendak memberikan bantuan kepada pameran yang hendak mendapat kesulitan
·    Simulasi hendak dihentikan pada saat puncak
Pentingnya Media Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang guru sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalam itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.
Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
a.menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
b. memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
c. menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Klasufikasi Dan Macam-Macam Media Pembelajaran
a. Dilihat Dari Sifatnya, Media Dapat Dibagi Dalam:
·    Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, media yang hanya memiliki unsur suara
·    Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.
·    Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara dan juga mengandung unsur gambar yang bisa.
b. Dilihat dari Kemampuannya, media dapat juga dibagi:
·    Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
·    Media yang mempunyai daya liput yang terbatas  oleh ruang dan waktu.
  c.  Dilihat Dari Cara Atau Teknik Pemakaiannya, Media Dapat Dibagi:
·    Media yang diproyeksi seperti film, slide, film strip, trasparansi, dsn lsin sebagainya.
·    Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus di perhatikan diantaranya:
·    Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
·    Media yang diugunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
·    Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa
·    Media yang digunakan harus memperhtikn efektivitas dan efisien
·    Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru mengoperasikannya.
6. Sember Belajar
·    Guru
·    Siswa
·    Buku
·    Lingkungan
·    Pengalaman atau Peristiwa

Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) menekankan pada proses bertutur (chalk and talk). Peran siswa dalam strategi ini adalah menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori
a)    Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction).
Karakteristik strategi ekspositori:
Dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang  harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview).
Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan.
Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
Apabila guru akan menngajar pada sekelompok siswa yanng rata-rata memliki kemampuan rendah.
Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa.
Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yanng berpusat pada siswa.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Berorientasi ada tujuan
Prinsip komunikasi
Prinsip kesiapan
Prinsip berkelanjutan
I.    Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Kuasai materi pelajaran dengan baik
Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian
Beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori:
Persiapan (preparation)
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan antara lain:
1)    Mengajak siswa keluar dari kondisi mental  yang pasif.
2)    Membangkitkan mmotivasi dan minat siswa untuk belajar.
3)    Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.
4)    Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan antara lain:
1)    Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif
2)    Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3)    Bukalah file dalam otak siswa
Penyajian (presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yanng telah dilakukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini yaitu:
1)    Penggunaan bahasa
2)    Intonasi suara
3)    Menjaga kontak mata dengan siswa
4)    Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menghubungkan (correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuanyang telah dimilikinya.
Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahaan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Cara yang dapat dilakukan dalam menyimpulkan yaitu:
Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.
Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yanng telah disajikan.
Dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi.
Penerapan (aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan dalam langkah ini antara lain:
Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
II.    Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
A.    Keunggulan
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif bila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Selain siswa dapat mendengarkan melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
B.    Kelemahan
Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
Starategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan pengetahuan, perbedaan kemampuan, minat, bakatt, dan perbedaan gaya belajar.
Sulit mengembangkan kemampuan siswa
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur, dan kemampuan mengelola kelas.
Kesempatan untuk mengonttrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas dan kemampuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

Dasar-dasar SPE:
a.    Mengajaka siswa dari mental pasif
b.    Mengembangkan motivasi dan minat siswa
c.    Merangsang rasa ingin tahu siswa
d.    Menciptakan suasana pembelajran yang terbuka
e.    Tidak menuntut sarana yang ideal
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Cara menghindari kesenjangan antara yang pintar dan yang kurang pintar dalam SPI
a.    Seorang guru menggunakan salah satu strategi yang merupakan langkah awal mengidentifikasi siswa.
b.    Ditunjang berbagai macam strategi
c.    Perlu adanaya kebersamaan anatar guru dan siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan dan siswa berperan aktif
Strategi Pembelajran Inkuiri (SPI): Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yg dipertanyakan.
Ciri utama SPI
A. Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subyek belajar).
B. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan sehingga diharapan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
C.Tujuan dari penggunaan SPI untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Perkembangan mental menurut pieget ada 4 hal
1.    Maturation (kematangan): proses perubahan fisiologis dan anatomis yaitu proses pertumbuhan fisik.
2.    Physical experience: tindakan fisik yang dilakukan individu thdp benda2 yg ada di lingkungan sekitarnya.
3.    Social experience: aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain.
4.    Equilibration: proses penyesuaian antara pengetahuan yg sudah ada dengan pengetahuan baru yang dirtemukannya.
Prinsip SPI
1)    Berorientasi pada pengembangan intelektual: strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2)    Prinsip interaksi: menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3)    Prinsip bertanya: peran guru harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penannya.
4)    Prinsip belajar untuk berfikir: proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun kanan.
5)    Prinsip keterbukaan: tugas guru menyediakan ruang untuk menberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Langkah SPI
a.    Orientasi: langkah untuk menbina suasana/iklim pembelajaran yg responsif (guru merangsang dan mengajak siswa unutk berfikir memecahkan masalah).
b.    Merumuskan masalah: langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
c.    Merumuskan hipotesis: jawaban sementara dari suatu permasalahan yg sedang dikaji dan perlu dikaji kebenarannya.
d.    Mengumpulkan data: aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dan merupakan proses mental yg sangat penting dlm pengembangan intelektual.
e.    Menguji hipotesis: proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dgn data informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
f.    Merumuskan kesimpulan: proses mendiskripsikan temuan yg diperolehnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Tiga karakteristik SPI sosial
Adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.
Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri
Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Kesulitan implementasi SPI
SPI merupakan strategi pembelajran yg menekankan pada proses berfikir yang bersandarkan pada dua sayap yaitu proses belajar dan hasil belajar.
Tertanam budaya belajar pada siswa bahwa belajar pada dasarnya untuk menerima materi pelajaran dari guru.
Berhubungan dengan sistem pendidikan yang dianggap tidak konsisten.
Keunggulan SPI
SPI menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.
SPI memberi ruang pada siswa untuk belajar sesuai dgn gaya belajar mereka sendiri.
SPI dianggap sesuai dgn perkembangan psikologi belajar modern yang menekankan pada proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Kelemahan SPI
SPI digunakan sbgai strategi pembelajran maka sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dgn kebiasaaan siswa dlm belajar.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka SPI akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.

Sebutkan dan jelaskan fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran?
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
    Untuk mengabadikan peristiwa penting atau obyek yang langka melalui foto, film, atau direkam melalui video/audio sehingga dapat disimpan dan dapat digunakan manakala di perlukan.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit sehingga dapat mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat di sajikan melalui film.
c.    Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah atau memotivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pembelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri, dll.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar