BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990, Tentang Bimbingan, Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Dasar 1994 di dukung dengan suatu sistem layanan bimbingan yang lebih banyak menekankan layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
Pada umumnya siswa Sekolah Menengah Pertama berusia antara 12 sampai dengan 14 tahun dan dalam tahap perkembangannya sedang berada dalam masa puber, pada masa ini anak mulai mengenal berinteraksi dengan teman lawan jenis, sehingga anak dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pergaulan anak pada masa sekarang ini sudah menjadi luas, tidak hanya dalam lingkungan keluarga tetapi juga dalam lingkungan sekolah dan lingkungan luar. Sekolah merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan diri anak. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah banyak mempengaruhi dan membantu proses perkembangan, pertumbuhan fisik dan kejiwaan (psikis) dan sosial.
Sekolah modern diwajibkan untuk selalu menaruh perhatian yang sangat serius dan secara terus menerus pada siswa-siswanya. Para pendidik harus menyadari dengan seksama bahwa kemampuan manusia telah banyak bertambah akhir-akhir ini, sehingga pendidikan yang hanya semata-mata berakar pada masa lampau dengan tekanan tradisional pada book learning tidak dapat dipertahankan lagi.
Sehubungan dengan hal itu, dalam kurikulum yang sekarang ini perlu diadakan layanan bimbingan untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam proses pembelajaran.
Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling dan pembiasaan berlatar belakang beberapa aspek yang meliputi aspek:
a. Aspek Sosio-kultural
Perkembangan Ilmu Pengertahuan dan Teknologi di jaman yang semakin berkembang menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, seperti, aspek sosial, politik, ekonomi, industri, dan lain-lain. Dalam keadaan ini, sekolah tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarakat, terutama pengaruhnya terhadap anak atau siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Aspek Pedagogis
Dalam bidang pendidikan, bimbingan berkembang pesat sehingga akhirnya mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari komponen-komponen lainnya dan mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik berkembang secara optimal.
c. Aspek Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subyek didik, merupakan pribadi-pribadi dalam segala karakteristiknya dan sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan. Dan timbulnya masalah psikologis menuntut pemecahan melalui pendekatan psikologis pula seperti perkembangan individu, perbedaan, kebutuhan, penyesuaian diri dan masalah belajar.
1.2 Pengertian Layanan Bimbingan
Berdasarkan pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 28/ 1990, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan untuk membantu siswa menyesuikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya serta alam yang ada. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan, dimaksudkan untuk membantu siswa memikirkan dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah dan kariernya di masa depan.
1.3 Tujuan Layanan Bimbingan
Berdasarkan pengertian bimbingan sebagai upaya untuk membantu perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) harus di kaitkan dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka mengikuti perkembangan jaman yaitu dengan adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka bimbingan dapat membantu siswa menemukan dirinya sendiri, memahami lingkungan dan merencanakan masa depan sehingga dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, pelajar yang kreatif dan menjadi pekerja yang produktif. Secara kusus, layanan bimbingan bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek-aspek kepribadian, sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan.
1.4 Pentingnya Layanan Bimbingan dan Konseling dan Pembiasaan
Bimbingan dan konseling dan pembiasaan mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberian layanan kepada siswa agar masing-masing dapat berkembang menjadi pribadi mandiri secara optimal berdasar pengertian dan tujuan yang ingin dicapai, layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Pencegah
Pelayanan BK berfungsi sebagai pencegah yaitu merupakan suatu usaha pencegah terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan yang di berikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial dan sebagainya dapat dihindari.
2. Fungsi penyaluran
Dalam hubungan ini BK membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Melalui fungsi penyaluran atau BK dapat mengenali masing-masing siswa secara perseorangan dan kemudian membantunya dalam penyaluran ke arah kegiatan atas program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
3. Fungsi penyesuaian
Yang dimaksud dengan fungsi penyesuian yaitu pelayanan bimbingan dan konseling dan pembiasaan berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungan. Dengan demikian adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan merupakan sasaran fungsi ini.
Fungsi penyesuaian ini mempunyai dua arah. Arah pertama adalah bantuan kepada para siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah.
Arah yang kedua adalah bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa.
4. Fungsi perbaikan
Meskipun fungsi pencegahan, penyaluran dan penyesuaian telah di laksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu. Di sinilah fungsi perbaikan dari pelayanan bimbingan dan konseling di perlukan.
Bantuan yang diberikan itu tentulah amat tergantung pada masalah yang di hadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya maupun bentuknya. Pendekatan yang di pakai dalam pemberian bantuan itu dapat bersifat perorangan ataupun kelompok, langsung berhadapan dengan siswa yang bersangkutan melalui perantara orang lain.
5. Fungsi pengembangan
Bimbingan dan konseling dan pembiasaan dapat berfungsi sebagai pengembangan, artinya layanan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap.
Dalam fungsi ini hal-hal yang di pandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan para siswa dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui dan mengenal siswa kasus diperlukan informasi yang obyektif. Keobyektifan tersebut akan diperoleh apabila pendekatan yang berdasarkan analisa data dan fakta. Data dan fakta tersebut dapat diperoleh dengan alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang digunakan tergantung macam informasi yang dibutuhkan. Penulis dalam hal ini menggunakan alat pengumpul data sebagai berikut :
1. Studi Dokumenter
Studi dokumenter adalah salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan siswa kasus. Dalam hal ini, penulis mempelajari dan menganalisis dengan cermat nilai raport atau nilai rata-rata kelas siswa kasus. Dari studi dokumenter tersebut dapat diketahui kemampuan siswa kasus dalam memahami pelajaran.
2. Koesioner (Angket)
Koesioner untuk keperluan bimbingan merupakan daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis. Dalam hal ini penulis menggunakan angket yang merupakan gabungan antara jawaban terbuka dan tertutup dan bersifat langsung. Berdasarkan angket tertulis tersebut, penulis memperoleh gambaran mengenai siswa kasus. Praktikkan memperoleh gambaran angket siswa dan angket orang tua (melalui kunjungan rumah).
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu alat untuk memperoleh fakta, data, atau informasi secara lisan. Wawancara ini bisa dilakukan langsung dengan siswa kasus dan bisa dilakukan melalui guru wali kelas. Sehingga dari data-data tersebut dapat diketahui dengan jelas mengenai siswa kasus tersebut.
1.6 Alasan Pemilihan Klien
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis ketika proses belajar mengajar dikelas berlangsung diperoleh hasil bahwa siswa atau klien yang dipilih untuk dibantu dalam bimbingan ini, menunjukan sikap yang kurang aktif dalam belajar, tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan, selalu ramai dan berbicara sendiri pada saat guru menerangkan, suka mengganggu temannya yang sedang mengikuti pelajaran. Dari sikap siswa yang demikian menunjukan bahwa siswa tersebut harus segera mendapat bantuan dan perhatian yang khusus supaya siswa tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
1.7 Kerahasiaan
Seorang pembimbing yang juga berfungsi sebagai guru seharusnya tidak menggunakan informasi atau data yang diperoleh dari siswa kasus sebagai contoh gambaran didalam mengajar, meskipun nama dan situasinya diubah. Seorang siswa yang bermasalah itu pasti sangat peka, mudah sakit hati, dan mudah mengidentifikasikan diri, mudah curiga dengan contoh yang dikemukakan oleh gurunya. Oleh sebab itu sebagai seorang pembimbing kita wajib merahasiakan nama dan identitas siswa kasus yang ditangani. Oleh sebab itu dalam penulisan laporan layanan bimbingan siswa ini, penulis sengaja menggunakan nama samaran dan hal lain yang diperlukan (Fiktif) untuk menjaga kerahasiaan identitas siswa kasus.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian siswa yang terdiri dari pola pikir dan pola sikap, akan sangat mempengaruhi dirinya dalam melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Dalam hal layanan dan bimbingan siswa ini, sangat diperlukan informasi mengenai kepribadian siswa kasus sebanyak mungkin. Berdasarkan informasi tersebut dapat diperoleh pemahaman mengenai kepribadian siswa, yang terlihat dari kebiasaan dalam berpikir dan bertindak dalam menghadapi sesuatu. Berdasarkan hal tersebut, dapat diberikan bantuan yang sesuai dengan kepribadian siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam layanan bimbingan siswa ini adalah :
1. Identifikasi kasus
2. Analisis kasus
3. Sintesis
4. Diagnosis
5. Prognosis
6. Pemberian bantuan (Treatment)
7. Tindak Lanjut (Follow Up)
2.1 Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Subyek kasus ini peneliti temukan melalui hasil observasi dan identifikasi siswa yang bermasalah, selain itu juga hasil wawancara dengan guru kelas dan guru pengajar serta berdasarkan data-data yang ada. Dari hasil observasi dan identifikasi yang dilakukan ditemukan adanya gelaja-gejala yang menunjukkan adanya masalah yang dihadapi subyek.
2.1.1 Tujuan
Tujuannya adalah (1) Untuk menentukan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan. (2) Untuk mengetahui penyebap dari kenakalan siswa yang dapat mempengaruhi system belajar. (3) Untuk memperoleh keterangan atau data yang selengkap-lengkapnya tentang siswa yang diperlukan untuk memberikan bantuan kepada siswa tersebut.
2.1.2 Metode
Dalam melaksanan identifikasi kasus ini dipergunakan metode analisis dokumenter atau studi dokumenter. Dari analisis dokumenter itulah akan diperoleh dan diketahui siswa yang memiliki masalah terutama dalam hal pembelajaran.
2.1.3 Prosedur
Setelah melaksanakan analisis dokumenter dengan melihat nilai rapor dengan menentukan siswa kasus, yaitu siswa kasus yang diperkirakan paling banyak mengalami kesulitan belajar. Siswa kasus tersebut dapat ditentukan dari nilai setiap mata pelajaran yang diperoleh dengan membandingkannya dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal pada setiap mata pelajaran dan juga data dari guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP).
Dan ditemukan siswa yang bernama Dika Bagus Anggara sangat memerlukan layanan Bimbingan. Dan Dika Bagus Anggara kami tetapkan sebagai siswa kasus yang akan kami berikan layanan bimbingan dan konseling dan pembiasaan.
Adapun data-data lain yang diperlukan yaitu:
1. Jenis Data Yang Dikumpulkan.
a. Identitas Pribadi Siswa
1. Nama lengkap : Dika Bagus Anggara (Fiktif)
2. Nama panggilan : Dika
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Tempat/tanggal lahir : Blitar, 17 Juli 1945
5. Agama : Islam
6. Alamat : Selorejo Rt.03 Rw.02
7. Sekolah Asal : SD N Selorejo 02
8. Transportasi ke sekolah : Diantar orang tua
9. Sekarang tinggal bersama (lingkari jawaban yang sesuai)
a. Ayah dan Ibu kandung
b. Ayah kandung dan Ibu tiri
c. Ayah kandung saja
d. Ibu kandung saja
e. Di asrama
f. Kos
10. Berapakah jumlah penghuni yang tinggal bersamamu?
Jawab : 4 (Empat)
11. Di antara saudaramu, kamu anak ke berapa?
a. dari 2 bersaudara
12. Apakah kamu punya saudara tiri? Jika punya sebutkan?
a. Ya, berapa orang.......................................................
b. Tidak
13. Keterangan orang tua atau wali
a. Ayah : Samuri (Fiktif)Pekerjaan : Jualan Bakso
b. Ibu : Sri Murti (Fiktif)Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c. Ayah tiri :
d. Ibu tiri :
e. Wali :
14. Riwayat sekolah
Tahun | TK | SD | SLTP |
Tahun masuk | 2000 | 2002 | 2009 |
Tahun keluar | 2002 | 2009 | - |
Tempat sekolah | TK Dharmawanita 02 | SDN selorejo 02 | SMP N Selorejo 01 |
Lama belajar | 2 | 7 | 3 |
15. Pernahkah kamu tidak naik kelas waktu di SD?
a. Tidak pernah
b. Pernah, yaitu........1...........kali, ketika di
1. Kelas.............1..........., .............1..........kali
16. Sebelum masuk SLTP, apakah kamu sudah banyak tahu tentang SLTP?
a. Tidak tahu
b. Tahu sedikit
c. Umumnya sudah tahu
d. Sudah tahu
17. Jika kamu sudah tahu, dari manakah kamu memperoleh keterangan tentang SLTP tersebut?
a. Guru
b. Orang tua
c. Saudara
d. Sahabat
e. Tahu sendiri
f. Dari surat kabar/radio
18. Sejak kapankah kamu merencanakan masuk SLTP?
a. Sejak kecil
b. Sejak SD
c. Sejak lulus SD
d. Tidak tahu
19. Apakah alasan kamu memasuki SLTP?
a. Untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi
b. Untuk mempersiapkan ke SLTA
c. Di suruh orang tua
d. Karena ajakan teman
e. Karena kakak sudah di SLTP
20. Apakah rencana mu setelah masuk SLTP?
Melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi
21. Apakah rencana mu setelah lulus dari SLTP?
a. Melanjutkan ke SLTA
b. Mencari pekerjaan/bekerja
c. Mencari kursus yang diperlukan untuk mencari kerja
d. Membantu pekerjaan orang tua
e. Tinggal di rumah
f. Belum ada rencana, kenapa?.....................................................................................................
22. SLTA manakah yang kamu cita-citakan?
Jawab : Belum tahu
23. Apakah cita-cita mu untuk kehidupan yang akan datang?
Jawab : Ingin jadi tentara
24. Pelajaran apakah yang kamu senangi?
Jawab : Matematika, karena Menghitung
25.Pelajaran apakah yang kamu tidak senangi?
Jawab : Bahasa Inggris, karena Sulit
26.Apakah kamu memiliki tempat belajar sendiri?
a. Ya
b. Tidak, karena, tidak punya
27. Menurut penilaianmu bagaimanakah keadaan tempat belajar mu?
a. Baik sekali
b. Baik
c. Sedang
d. Kurang baik
e. Sangat tidak baik
28. Siapakah yang membantumu pada waktu belajar di rumah?
Jawab : Ayah dan kakak
29. Kapan biasanya kamu belajar?
a. Sore hari sepulang sekolah
b. Sore hari
c. Malam hari
d. Pagi hari
e. Tidak tentu
30. Berapa jam rata-rata kamu belajar dalam sehari?
Jawab : 1 jam
31. Apakah hobbi mu sekarang?
a. Kesenian, yaitu seni...........................................................................................................
b. Olah raga, yaitu Lari
c. Rekreasi, yaitu ..................................................................................................................
d. Lain-lain, ..................................................................................................................
32. Kegiatan apakah yang kamu bisa lakukan di luar kegiatan sekolah?
Jawab : Sepak Bola
33. Sebutkan kegiatan ekstrakurikuler yang kamu sukai?
Jawab : -Elektro
-Karate
-Pasuska
-Pramuka
2.2 Analisis
Analisis adalah usaha atau langkah untuk memperoleh dan mengumpulkan data, informasi dan fakta yang berkaitan dengan siswa kasus, yaitu dengan cara observasi, pemberian angket, studi dokumenter dan wawancara.
2.3 Sintesis
Sintesis adalah gambaran yang diperoleh dari data-data siswa kasus secara menyeluruh. Sintesis merupkan salah satu tahapan dalam melaksanakan study kasus, didalamnya dilakukan proses perangkuman serta penyususnan data yang telah diperoleh untuk mendapatkan gambaran tentang diri subyek. Dari tahap sintesis ini dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan belajar karena sulit berkonsentrasi ketika mengikuti pelajaran dan lamban dalam memahami pelajaran, perhatian orang tua yang kurang, mengalami kecemasan, selain itu subyek jadi minder dan menarik diri dikarenakan adanya tekanan dari teman-temannya. Dari data yang telah didapatkan, diketahui informasi yang penting tentang siswa kasus, yaitu
a. Kelebihan siswa
a Aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler
b Orang tua cukup mendukung
b. Kekurangan siswa
a Siswa sulit menerapkan cara belajar yang baik
b Ketika ada pelajaran yang kurang dimengertidia tidak mau bertannya
c Dalam mengerjakan tugas tidak dikerjakan dengan baik, kadang dikerjakan, kadang tidak dikerjakan
d Pernah tidak naik kelas
2.4 Diagnosis.
Diagnosis merupakan langkah interpretasi data yang telah diperoleh dari hasil analisis dan sintesis. Diagnosis meliputi dua kegiatan, yaitu identifikasi masalah dan etionlogi (penyebab masalah).
a)Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses klarifikasi masalah yang sedang dihadapi subyek. Dari klarifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa masalah yang sedang dihadapi subyek sangat kompleks. Namun yang menjadi akar permasalah utama yang dihadapi subyek adalah masalah kurangnya perhatian dari orang tua yang selalu di harapkan dan adanya tekanan dari teman-temannya.
b)Etiologi (Penyebap Masalah)
b)Etiologi (Penyebap Masalah)
Etiologi merupakan tahap mencari faktor-faktor penyebab masalah atau yang melatar belakangai munculnya masalah yang dialami subyek. Dari rekaman data yang terkumpul diketahii berbagai hal yang melatar belakangi munculnya masalah subyek. Dapat ambil keseimpulan bahwa subyek memiliki sifat pendiam, sering menarik diri, sulit bersosialisasi dikarenakan adanya tekanan dari teman-temanya dan sering diolok-olok, dianggap bloon atau karena kekurangan yang dimilikinya. Kurangnya perhatian orang tua terhadap dirinya merupakan bagian dari penyebab subyek seperti itu. Melihat sikap orang tua atau keluarga yang kurang perhatian terhadap subyek yang kemudian mengeluhkan sikap orang tuanya yang tidak mau memperhatikan dan kurang adil. Padahal, dirinya sangat menginginkan orang tuanya peduli terhadap semua masalah yang dihadapinya. Lingkungan sosial yang kurang bersahabat dengannya. Diantara masalah subyek lainnya yaitu sulit berkonsentrasi dan lamban dalam menangkap pelajaran yang disampaikan, kalau dilihat dari hasil tes intelegensi yang dilakukan IQ subyek berada dirata-rata yaitu 103. Akan tetapi kalau dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, kemungkinan besar yang menjadi penyebab sulit berkonsentrasi dan lambannya subyek dalam memnagkap pelajaran karena subyek terlalu merefres masalah-malasah yang dihadapinya dan terlalu banyak memikirkannya sehingga ia terlihat sering melamun. Sampai menglamai kecemasan bahkan mungkin mengalami stress.
Diagnosis dilakukan sebagai upaya untuk mencari dan menemukan factor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar oleh siswa, yang terdri dari jenis masalah yang dihadapi siswa dan latar belakang masalah.
2.4.1 Tujuan
Adapun tujuan mengadakan diagnosis adalah untuk mengetahui lokasi kesulitan, mengetahui jenis kesulitan, dan mengetahui latar belakang kesulitan belajar. Di bawah ini akan dibahas satu persatu mengenai tujuan mengadakan diagnosis.
2.4.1.1 Mengetahui Lokasi Kesulitan
Suatu hasil dari kegiatan belajar siswa adalah nilai-nilai yang diperoleh dalam mengerjakan tes atau ulangan. Dan nilai ini akan mencerminkan baik buruknya proses belajar selama dalam kurun waktu tertentu. Dalam kurun waktu itulah akan ditemukan salah satu atau beberapa kesulitan terhadap mata pelajaran yang ia tempuh, dan untuk mengetahui dimana letak kesulitannya, mengetahui penyebab permasalahan sehingga dapat diperoleh suatu solusi untuk mengatasi permasalah tersebut untuk itu dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:
2.4.1.2 Mengetahui Jenis Kesulitan
Dari Grafik Plot Area di atas dapat diturunkan suatu data perolehan Nilai pada setiap mata pelajaran terhadap Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang akan diuraikan dalam bentuk tabel dibawah ini:
No | Mata Pelajaran | SKBM | NILAI |
1. | Pendidikan Agama | 70 | 74 |
2. | Pendidikan Kewarganegaraan | 70 | 71 |
3. | Bahasa Indonesia | 70 | 75 |
4. | Bahasa Inggris | 70 | 70 |
5. | Matematika | 70 | 70 |
6. | Ilmu Pengetahuan Alam | 70 | 71 |
7. | 1lmu Pengetahuan Sosial | 70 | 70 |
8. | Seni Budaya | 70 | 70 |
9. | Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan | 70 | 82 |
10. | Pilihan **) a. Keterampilan Elektro | 70 | 75 |
b. Keterampila/Teknologi Informasi dan Komunikasi | 70 | 65 | |
11 | Muatan lokal ***) | ||
a. Praktik Keagamaan | 70 | 70 | |
. | b. Budi Pekerti | 70 | 72 |
c. Bahasa Jawa | 70 | 72 |
Dari tabel di atas mata pelajaran yang nilainya di bawah KKM adalah
1. Bahasa inggris karena memang pada dasarnya anak ini (Dika Bagus Anggara) benar-benar tidak menyukai mata pelajara Bahasa Inggris dan tidak bisa membaca dan tidak mampu menghafal atau tidak menguasai grammar oleh karena itu nilainya standar dengan KKM
2. Matematika, berdasarkan keterangan wawancara Dika Bagus Anggara ini sangat menyukai matematika dan merasa senang dengan pelajaran menghitung, tetapi disini nilainya masih stadar dengan KKM jadi nilai yang didapat belum sesuai dengan yang diharapkan karena mata pelajaran matematika ini merupakan mata pelajaran favorit Dika Bgaus Anggara.
3. Ilmu Pengetahuan Alam karena Dika Bagus Anggara ini kurang bias memahami apa yang diterangkan guru dan tidak mau menanyakan yang kurang dipahami kepada guru mata pelajaran oleh karena itu nilainya masih dalam standar dengan KKM
4. Praktik Keagamaan, karena Dika Bagus Anggara ini jaranag sekali mengikuti kegeiatan mengaji dirumahnya apabila disuruh mengaji Dika Bagus Anggara ini malah memilih bermain oleh karena itu nilainya masih dalam standar dengan KKM
Setelah dilihat dari tabel diatas ternyata anak yang bernama Dika Bagus Anggara banyak mata pelajaran yang nilainya masih standar KKM. Padahal dalam buku pribadi siswa mata pelajaran yang tidak di sukai hanya Bahasa Inggris.
2.4.1.3 Mengetahui Latar Belakang Kesulitan Belajar
1. Keluarga
Keluarga sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu orang tua harus bisa memperhatikan anak sebaik-baiknya. Kedua orang tua Dika Bagus Anggara ini selalu sibuk dengan urusan pekerjaan sehingga perhatian terhadap anak ini relative kurang, termasuk didalamnya anakdiberikan kebebasan yang lebih dan oraqng tua jarang menegur anak ini bila melakukan kesalahan, tidak belajar, dan bermain melampaui batas yang wajar untuk anak seusianya, namun orang tua selalu campur tangan dalam memutuskan apa yang akan dilakukan Dika Bagus Anggara ini, sebaiknya orang tua ini harus sering memberikan arahan kepada anaknya dan memberikan perhatian penuh.
2. Diri pribadi siswa
Diri peribadi siswa juga sangat mempengaruhi karena yang menjalani adalah siswa itu sendiri, bisa saja siswa itu tidak mau belajar atau males belajar, kurang memahami rumus, Absensinya kurang lengkap, atau bisa juga karena anak ini (Dika Bagus Anggara) tidak menyukai mata pelajarnan tersebut. Solusinya Dika Bagus Anggara harus diberikan bimbingan yang lebih dan membutuhkan perhatian yang banyak.
3. Ekonomi
Ekonomi juga sangat mempengaruhi dalam hal ini anak ini (Dika Bagus Anggara) dapat dibilang mencukupi sehingga anak ini (Dika Bagus Anggara) untuk meneruskan sekolahnya harus membantu ayahnya berjualan untuk biaya sekolah, sehingga tidak ada waktu untuk belajar. Solusinya sekolah memberikan bantuan kepada anak yang kurang mampu dalam setiap akhir semester diberikan uang sebesar empat puluh ribu, sehingga bisa mengurangi beban Dika Bagus Anggara.
4. Sering telambat
Karena Dika Bagus Anggara sebelum berangkat sekolah harus menunggu angkutan umum yang datangnya belum pasti dan kadang-kadang angkutan umum ini tidak ada dan mengharuskan ia jalan kaki sehingga menyebapkan sering terlambat dalam mengikuti pelajaran sehingga banyak pelajaran yang ketinggalan, dalam hal ini orang tua seharusnya menghantarkan anaknya kesekolah terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas pekerjaan supaya tidak menghambat sekolah anak.
5. Sering tidak masuk sekolah
Karena Dika Bagus Anggara kesekolah males karena capek juga sering mengalami sakit kepala, di sini orang tua seharusnya selalu memperhatikan kodisi anak agar anaknya ini dapat terus mengikuti proses pembelajaran tanpa harus membolos.
6. Lingkungan
Karena di pengaruhi oleh pergaulan anak ini (Dika Bagus anggara) menjadi nakal, malas belajar, banyak bolos sekolah, jarang mengerjakan PR, dalam hal ini orang tua hurus bisa memperhatikan anak yang sepenuhnya.
7. Masalah disekolah
Sebenarnya Dika Bagus Anggara ini termasuk anak yang kuarang memperhatikan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru, anak ini kebanyakan hanya bercanda, ramai dan menggambar dibuku saat guru menerangkan pelajaran, selain itu anak ini juga malas dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.
Berdasarkan deskripsi kemampuan dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis baik dengan klien, orang tua, wali kelas maupun guru BP Dika Bagus Anggara, dapat diketahui latar belakang dari permasalahan di pengaruhi oleh banyak hal selain kempampuanya dalam memahami pelajaran.
2.4.2 Metode
Dalam memberikan layanan Bimbingan pada siswa kasus ini, dipergunakan berbagai metode yang relevan dengan jenis kesulitan yang dihadapi siswa. Sehingga layanan yang diberikan terarah, sesuai sasaran, tepat guna dan bermanfaat bagi siswa kasus itu sendiri.
Adapun metode yang digunakan dalam memberikan dan melaksanakan layanan bimbingan siswa kasus ini adalah metode analisis dokumenter, wawancara, observasi atau kunjungan rumah, dan pertemuan dengan siswa kasus.
Analisis dokumenter, kami pergunakan dokumen nilai rapor kelas VII semester II Di bawah ini akan disajikan data-data nilai rapor siswa kasus.
DATA NILAI RAPOR
No | Mata Pelajaran | SKBM | NILAI |
1. | Pendidikan Agama | 70 | 74 |
2. | Pendidikan Kewarganegaraan | 70 | 71 |
3. | Bahasa Indonesia | 70 | 75 |
4. | Bahasa Inggris | 70 | 70 |
5. | Matematika | 70 | 70 |
6. | Ilmu Pengetahuan Alam | 70 | 71 |
7. | 1lmu Pengetahuan Sosial | 70 | 70 |
8. | Seni Budaya | 70 | 70 |
9. | Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan | 70 | 82 |
10. | Pilihan **) a. Keterampilan | 70 | 73 |
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi | 70 | 73 | |
11. | Muatan lokal ***) | ||
a. Praktik Keagamaan | 70 | 70 | |
b. Budi Pekerti | 70 | 72 | |
c. Bahasa Jawa | 70 | 72 |
*) KKM= Kriteria Ketuntasan Minimal
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa nilai dalam pelajaran tertentu yang menunjukan bahwa anak ini mengalami atau perlu mendapatkan perbaikan. Mata pelajaran tersebut yaitu matematika, Bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Praktik Keagamaan. Memang dalam wawancara anak yang bernama Dika Bagus Anggara tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris, tetapi nilai dalam mata pelajaran yang lain pun masih banyak yang kurang.
2.4.3 Prosedur
Setelah mendapatkan data-data dari hasil analisi dokumenter yang dapat dilihat dari hasil pencapaian nilai siswa pada saat pembelajaran sehingga nilai akhir dari setiap pembelajaran itu akan ditulis dalam rapor siswa. Dan selanjutnya dapat dilihat perbandingan antara pencapaian nilai pada setiap mata pelajaran dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal.
Data-data tersebut akan dimasukkan dan dibuat ke dalam diagram batang dibawah ini.
Dengan menganalisa data-data yang telah terkumpul, baik yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dalam setiap mata pelajaran yang mengalami kesulitan belajar, wawancara langsung dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari siswa yang bersangkutan sendiri, menunjukkan bahwa kesulitan atau permasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut adalah kurang memahami rumus dalam memecahkan masalah, kurang membaca dan kurang kreatif. Dengan demikian siswa akan cenderung lemah dalam penguasaan materi yang seharusnya ia kuasai.
Demikian juga setelah diadakan observasi kegiatan siswa kasus pada waktu belajar juga memberikan jawaban bahwa memang sudah berusaha untuk belajar tetapi untuk menangkap pelajaran sangat sulit karena kemampuannya dalam diri anak kurang.
Untuk memecahkan persoalan ini siswa diarahkan pada sasaran yang tepat sesuai kebutuhan yang diperlukan seperti halnya bagaimana belajar yang baik, bagaimana supaya rajin membaca dan memiliki keinginan dalam berbuat sesuatu dan memahami rumus. Dengan demikian anak terdorong untuk lebih giat belajar dan menghafalkan rumus-rumus setelah mendapatkan bimbingan tersebut.
Dan untuk meningkatkan atau memperkaya perbendaharaan kata siswa, seorang guru atau pembimbing harus sering melatih siswa seperti banyak dikte, menghafalkan kata-kata, menterjemahkan kata, menghafalkan rumus-rumus, latihan baca untuk dipahami dan ditelaahnya. Untuk itu anak akan terbiasa membaca dan cenderung mengingat segala yang telah ia baca meskipun hanya sedikit tetapi kalau hal ini dilakukan terus-menerus daya ingat anak akan semakin bertambah banyak daripada sebelumnya yang sama sekali tidak.
2.5 Prognosis
Langkah prognosis adalah langkah yang ditempuh dalam usaha untuk memprediksi (meramalkan) hal-hal yang terjadi bila masalah subyek tidak segera mendapatkan bantuan dan hal-hal yang terjadi bila subyek mendapatkan bantuan.
Apabila subyek segera dibantu, kemungkinan besar ada perubahan dalam diri subyek yaitu :
Apabila subyek segera dibantu, kemungkinan besar ada perubahan dalam diri subyek yaitu :
a) Subyek mulai berusaha melatih konsentrasinya pada pelajaran
b) Subyek mulai bisa membina dirinya dengan baik
c) Subyek mampu bergaul atau brsosialisasi dengan baik dengan lingkungannya
d) Kecemasan dan stress yang dihadapi subyek mulai berkurang karena
e) Subyek merasa orang-orang di sekitarnya benar-benar peduli padanya dan penuh penuh perhatian.
f) Motivasi diri dan rasa percaya dirinya tumbuh kembali, dan subyek mulai bisa menghilangkan rasa keterkucilan yang dirasakannya.
Sedangkan jika subyek tidak segera mendpatkan penanganan atas masalahnya maka dapat diprediksikan bahwa subyek akan mengalami :
a) Stress bahkan depresi akibat masalah-masalah yang dihadapainya.
b) Subyek akan selalu memberikan penilaian negative terhadap dirinya sendiri secara emosional, sebagai anak yang tidak berharga atau memandang rendah diri sendiri. Yang akibatnya ia merasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan sosialnya, dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.
c) Lingkungan sosial Subyek akan cenderung yang tidak bisa menerimanya dan bahkan akan selalu menolaknya.
d) Daya konsentrasi subyek semakin terpecah dan nilai akademis semakin turun.
2.5.1 Tujuan
Dalam Prognosis Layanan Bimbingan siswa kasus ini bertujuan untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang dapat diberikan kepada siswa kasus. Dalam hal ini jenis atau teknik bantuan yang akan diberikan pada siswa kasus adalah remedial teaching dan konseling. Tentunya dalam hal ini akan mengadakan kerjasama dengan guru pamong dan guru BK.
2.5.2 Metode
Sebelum melaksanakan layanan bimbingan kepada siswa kasus terlebih dahulu kami mengadakan diskusi dengan guru pamong, guru kelas dan guru BK. Sehingga layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa kasus akan menjadi lebih terarah dan kondusif sehingga apa yang diberikan kepada siswa kasus dapat bermanfaat dan tepat guna.
2.5.3 Prosedur
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari pihak-pihak yang telah memberikan keterangan, menyatakan bahwa karakter atau kepribadian anak ini adalah nakal, banyak bicara, kurang percaya diri dan suka mencari perhatian orang-orang yang berada di sekelilingnya. Menurut informasi yang didapat kemungkinan besar di latar belakangi oleh faktor-faktor tertentu terutama yang erat hubungannya keluarga perhatian dari orng tua kurang dan keadaan ekonomi kurang mendukung, sehingga mempengaruhi kepribadian dari diri anak itu sendiri. Sesuai dengan informasi dari guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam hal memahami dan merespon percakapan transaksional dengan baik, cukup mampu memahami dan merespon percakapan transaksional, akan tetapi memahami makna dalam teks percakapan transaksional kurang. Dalam hal berbicara cukup mampu mengungkapkan makna dalam ragam bahasa lisan, cukup mampu mengungkapkan makna ragam bahasa lisan terutama dalam percakapan transaksioanal interpersonal. Dalam hal membaca kurang mampu memahami dan merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek. Kemudian dalam hal menulis kurang mampu juga memahami dan mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek, akan tetapi kemampuan mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional sangat kurang.
Menurut informasi yang didapat kemungkinan besar dilator belakangi oleh factor-faktor tertentu terutama yang erat hubungannya dengan diri siswa. Hal ini secara psikologis berpengaruh terhadap perkembangan mental anak terutama dalam membentuk sikap dan kepribadian. Dalam keseharia Dika bagus anggara ini tinggal bersama ayah dan ibunya yang bekerja serabutan kadang sebagai buruh gergaji musiman dan pedagang bakso keliling. Dari hal ini klien tidak medapatkan figure yang tegas dan berwibawa yang dapat dijadikan contoh atau panutan, serta dapat mengawasi dan memperingatkan klien apabila berbuat tindak kesalahan baik yang berdampak kecil ataupun besar serta baik bagi dri sendiri maupun orang lain. Sehingga dalam diri anak sangat perlu ditanamkan pemahaman bahwa berharganya jerih payah atau usaha apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuannya, agar anak bias bersekolah dengan baik dan menjadi orang yang berhasil.
Berdasarkan informasi-informasi penting tersebut di atas yang di dapat dari guru mata pelajaran atau bidang studi terkait dan guru BK maka sudah jelas terlihat bahwa yang melatar belakangi semua kesulitan yang dihadapi siswa kasus itu antara lain kurang percaya diri terhadap kemampuannya sendiri.
Dari latar belakang kesulitan yang dihadapi siswa kasus tersebut maka bantuan yang akan diberikan yaitu remedial teaching dan konseling.
2.6 Pemberian Bantuan (Treatment)
Langkah ini merupakan upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan atas masalah yang dihadapi klien, berdasarkan pada keputusan yang diambil dalam langkah prognosis. Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru pembimbing atau konselor, maka pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri (intervensi langsung), melalui berbagai pendekatan layanan yang tersedia, baik yang bersifat direktif, non direktif maupun eklektik yang mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut.
2.6.1 Tujuan
Pemberian bantuan dalam layanan bimbingan kepada siswa kasus bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar dapat memahami dirinya, mampu mengatasi kesulitan belajar sehingga berhasil dalam mencapai hasil belajar yang optimal dan penyesuaian diri yang sehat.
Dalam memberikan bantuan langkah-langkah konselor yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan atau konseling. Adapun langkah-langkah konselor dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi klien yaitu:
1 Konselor senantiasa memberikan motivasi untuk lebih giat belajar dirumah kepada klien.
2 Kosnelor senantiasa memberikan nasehat agar klien mencoba untuk mengerjakan sendiri apabila mendapatkan tugas atau pekerjaan rumah.
3 Koselor membantu belajar klien dengan memberikan bimbingan belajar.
4 Konselor memberikan pengertian kepada klien agar lebih memperhatikan dalam hal pendidikan.
5 Konselor membantu mengatur waktu belajar klien, dengan membuat jadwal belajar.
6 Konselor berkunjung kerumah klien dengan tujuan memberikan arahan dan motivasi kepada orang tua agar senantiasa memperhatikan anak dan juga memperhatikan pergaulan anak.
7 Koselor memberikan wawasan kepada siswa tentang bagaimana memilih teman yang baik dan dampak berteman dengan anak yang baik maupun berteman dengan anak yang tidak baik.
2.6.2 Metode
Metode yang paling tepat dan sesuai dengan sasaran dalam mengatasi semua kesulitan yang dihadapi oleh siswa kasus adalah melalui metode Bimbingan dan Konseling.
Dalam pelaksanaan remendial teaching tersebut yang di bahas dan dibimbing adalah pokok bahasan yang paling sulit diterima dan dipahami oleh siswa kasus, dalam hal ini pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Sehingga siswa kasus akan merasakan suatu suasana baru dalam mempelajari Bahasa Inggris. Pada dasarnya, siswa kasus yang mendapatkan layanan bimbingan ini kurang mampu dalam memahami dan menggunakan rumus-rumus Bahasa Inggris untuk memecahkan suatu masalah. Semua itu dipengaruhi oleh suasana dan metode baru dalam penyampaian materi.
Untuk mengatasi dan memberikan layanan bimbingan kepada siswa kasus dalam hal kurangnya percaya diri terhadap kemampuannya sendiri maka metode yang paling tepat untuk digunakan sesuai dengan metode yang telah ditetapkan pada bagian prognosis adalah konseling.
Dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling ini, praktikkan mengadakan kerjasama dengan guru pamong dan guru BK. Sehingga layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada siswa kasus menjadi terarah, tepat guna dan tidak menyalahi aturan yang terdapat dalam kode etik Bimbingan dan Konseling dan pembiasaan.
2.6.3 Prosedur
Dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa kasus dilaksanakan secara kontinyu dan berulang-ulang. Dengan cara demikian, maka akan memungkinkan pemahaman dan pengetahuan siswa akan lebih mantap dan luar biasa.
Karena apapun yang dikerjakan secara rutin dan berulang-ulang maka akan semakin kuat pula tersimpan dalam memori otak siswa.
Nasehat dari kepala sekolah yang diberikan kepada Praktikkan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa kasus juga sangat mendukung keberhasilan di dalam menjalankan suatu program layanan bimbingan dan konseling dan pembiasaan.
2.7 Follow Up atau Tindak Lanjut
Follow up merupakan langkah terakhir dalam study kasus yang berupaya untuk melihat seberapa jauh keefektifan bantuan yang telah diberikan dan terlaksana dapat membantu masalah subyek serta menilai perubahan-perubahan yang dapat dicapai subyek. Dalam usaha mengetahui perkembangan subyek, peneliti melakukannya dengan cara observasi dan wawancara tentang kemajuan yang telah diperolehnya. Jika bantuan yang diberikan dapat dikatakan berhasil maka selanjutnya adalah memantau perkembangan subyek dan mempertahankannya, namun jika usaha bantuan yang diberikan tersebut dirsa kurang berhasil maka akan dilakukan pengulangan dan perbaikan usaha yang lebih efektif.
2.7.1 Tujuan
Pelaksanaan follow up atau tindak lanjut sangat perlu dilaksanakan di dalam melaksanakan suatu kegiatan-kegiatan tertentu. Follow up atau tindak lanjut itu bertujuan untuk mengetahui keberhasilan diagnostik kesulitan belajar dan usaha bantuan yang diberikan.
Berdasarkan pelaksanaan follow up atau tindak lanjut itulah akan diketahui apakah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa kasus itu berhasil atau tidak.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh pembimbing dengan mengawasi tingkah laku anak, baik dalam proses belajar yang berada dilingkungan sekolah maupun pada saat dikeluarga maupun disekolah maupun masyarakat. Serta mengamati nilai-nilaiyang hasil belajar siswa kasus sesudah diberi bimbinganmengalami kenaikan atau tidak
2.7.2 Metode
Dalam pelaksanaan follow up atau tindak lanjut ini akan digunakan berbagai metode, seperti penilaian, wawancara, analisis dokumen dan observasi terhadap semua kegiatan siswa kasus.
2.7.3 Prosedur
Tindak Lanjut diberikan kepada siswa yang bersangkutan dengan cara memberikan pelajaran tambahan diluar jam pelajaran. Pelajaran yang diberikan yaitu mengulang kembali pelajaran-pelajaran yang pernah dibahas serta memberikan cara pemahaman yang cepat kepada siswa yang bersangkutan. Kegiatan pembelajaran dilakukan didalam lingkungan sekolah dan di dalam ruang perpustakaan.
Kemudian diadakan penilaian atas pengulangan pelajaran yang telah di berikan. Sehingga hasilnya akan diketahui, apakah layanan bimbingan yang diberikan itu berhasil atau tidak.
Setelah itu diadakan wawancara dengan siswa yang diberikan layanan bimbingan untuk mengetahui pendapat siswa tentang kesulitan yang dihadapinya. Serta untuk mengetahui sejauh mana siswa itu berhasil dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang telah diberikan.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah pemberian layanan bimbingan dan konseling itu dapat diketahui melalui wawancara dengan guru pamong, guru BK dan orang tua siswa.
Setelah mengadakan penilaian atas hasil belajar dalam remendial teaching itu dilaksanakan, kemudian mengadakan wawancara dengan siswa kasus itu sendiri, serta mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa melalui wawancara dengan guru pamong, guru BK dan orang tua siswa maka dilanjutkan dengan menganalisis hasil belajar yang telah dicapai dan informasi-informasi penting lainnya.
Sebagai langkah terakhir yaitu mengadakan observasi terhadap kegiatan siswa kasus dalam proses pembelajaran dan semua kegiatan siswa itu dipantau sebagai langkah observasi kita terhadap klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa layanan bimbingan bertujuan untuk membantu individu (siswa) dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Agar hal itu bisa tercapai, maka setiap individu diharapkan mampu memahami dan menerima diri serta lingkunganya, mampu mengarahkan dan mewujudkan dirinya.
Klien yang dijadikan subyek dalam study kasus ini mengalami malasah kesulitan belajar karena sulit berkonsentrasi ketika mengikuti pelajaran dan lamban dalam memahami pelajaran, disebabkan karena subyek terlalu merefres masalah-malasah yang dihadapinya dan terlalu banyak memikirkannya sehingga ia terlihat sering melamun. Sampai menglamai kecemasan bahkan mungkin mengalami stress. Selain itu subyek jug mengalami kecemasan, dikarenakan merasa orang tua tidak peduli dan mengacuhkannya, dan juga daya tekanan dari teman-temannya. Subyek juga sering minder dan menarik diri dikarenakan adanya tekanan dan olok-olokan yang selalu ia terima dari teman-temannya, dianggap bodoh atau karena kekurangan yang dimilikinya. Kurangnya perhatian orang tua terhadap dirinya merupakan bagian dari penyebab subyek seperti itu. Melihat sikap orang tua/keluarga yang kurang perhatian terhadap subyek yang kemudian mengeluhkan sikap orang tuanya yang tidak mau memperhatikan dan kurang adil. Padahal, dirinya sangat menginginkan orang tuanya peduli terhadap semua masalah yang dihadapinya. Lingkungan sosial yang kurang bersahabat dengannya.
Setelah dilakukan konseling subyek sudah bisa bergaul/bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya, subyek juga mulai bisa memusatkan perhatian dan konsentrasinya, bina diri subyek juga sudah mulai menunjukkan hasil, terlihat dari cara berpakaiannya sudah mulai rapi. Motivasi diri dan rasa percaya dirinya tumbuh kembali, dan subyek mulai mengurangi aktivitas menyendiri dan melamunnya.
Setelah dilakukan konseling subyek sudah bisa bergaul/bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya, subyek juga mulai bisa memusatkan perhatian dan konsentrasinya, bina diri subyek juga sudah mulai menunjukkan hasil, terlihat dari cara berpakaiannya sudah mulai rapi. Motivasi diri dan rasa percaya dirinya tumbuh kembali, dan subyek mulai mengurangi aktivitas menyendiri dan melamunnya.
Pemberian layanan bimbingan ini di maksudkan untuk memberika wawasan kepada siswa, sehingga siswa dapat menggunakan layanan ini untuk merencanakan dan menerapkan langkah atau cara yang harus ditempuh dalam kehidupannya baik sekarang maupun nanti. Dan untuk mencapai keadaan tersebut individu harus berada dalam posisi yang sesuai dengan keadaan pribadinya.
Layanan ini selain bertujuan untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal juga bertujuan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi melalui pendekatan dan teknik bimbingan. Layanan ini sebaiknya tidak dilakukan oleh seorang guru mengingat hakekatnya berbeda dengan pengajaran. Perbedaan guru kelas dan pemberi layanan itu terletak dalam aspek masalah yang dihadapi pemberian kekuasaan, peranan kelompok, cara bertindak masalah disiplin, komunikasi dan tujuan yang akan di capai.
Keberhasilan seseorang didalam mencari ilmu sangat dipengaruhi oleh faktor diri sendiri. Dan semua itu bersumber dari kepercayaan terhadap kemampuan dirinya sendiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain walaupun termasuk mahluk sosial.
Oleh karena itu, kita harus mampu berinteraksi dan berkreasi demi masa depan yang cerah untuk menopang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran-saran
Siswa kasus adalah individu yang sedang mencoba mencari jati diri yang sebenarnya. Setiap individu melewati masa-masa yang akan membawa diri pada berbagai penolakan dan negativitas. Sekolah merupakan mesin transformasi bagi siswa, dengan pemberian perhatian yang lebih terhadap seluruh siswa maka tingkat perkembangan individu dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian perlakuan yang sama juga harus diberikan pada setiap siswa yang bermasalah, bukan sebaliknya yaitu membatasi gerak dan kemauan siswa yang bermasalah.
Setelah klien mendapatkan layanan bimbingan diharapkan siswa mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, sehingga siswa dapat memiliki kepercayaan diri dan dapat belajar dengan penuh perhatian dan konsentrasi. Dengan adanya layanan bimbingan sekolah diharapkan kepada semua dewan guru untuk dapat meningkatkan bimbingannya dengan mengingat pentingnya layanan bimbingan bagi sekolah dan siswa pada khususnya.
Mengingat Layanan Bimbingan dan Konseling dan Pembiasaan di sekolah SMP Negeri 1 Selorejo sangat penting, maka praktikkan berharap kepada pihak lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Selorejo sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dan pihak yang bersangkutan untuk meningkatkan layanan bimbingan kepada semua siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun siswa yang mempuyai masalah pribadi. Dengan demikian proses pembelajaran secara langsung akan meningkat dan sukses karena semua siswa tidak ada yang memiliki gangguan mental maupun spiritual.
Wawancara
· Bulan/ Tahun : Oktober/2010
· Tempat wawancara : Ruang Perpustakaan
· Masalah : Kesulitan Belajar
· Nama responden : Dika Bagus Anggara (fiktif)
· Jalannya wawancara : Berjalan dengan baik
No. | Pertanyaan | Jawaban |
1 | Berapa jarak rumah kamu dengan sekolahan? | 3 kilometer |
2 | Kalau berangkat ke sekolah diantar/ jalan kaki, atau naik sepeda motor? | Diantar |
3 | Siapa teman kamu belajar? | Tidak ada, belajar sendiri |
4 | Apakah orang tua kamu pernah menyuruh kamu belajar? | Pernah |
5 | Apakah kamu memiliki ruang belajar khusus? | Tidak |
6 | Apakah ayah dan ibu kamu pernah membantu dalam belajar? | Pernah |
7 | Pernahkah kamu tidak naik kelas? | Pernah, kelas 1 SD |
8 | Pelajaran apa yang kamu sukai? Dan yang tidak disukai apa? Apa sebabnya? | Yang disukai matematika karena menghitung, yang tidak disukai Bahasa Inggris karena sulit |
9 | Apakah kamu sering rame waktu dikelas? | Kadang-kadang |
10 | Bagaimana sifat dari teman bermainmu? | Baik |
11 | Jika ada tugas dari guru apakah kamu mengerjakan sendiri? | Tidak tentu |
12 | Cita-cita kamu ingin menjadi apa? | Tentara |
No. | Pertanyaan | Jawaban |
1 | Berapa jarak rumah kamu dengan sekolahan? | 3 kilometer |
2 | Kalau berangkat ke sekolah diantar/ jalan kaki, atau naik sepeda motor? | Diantar |
3 | Siapa teman kamu belajar? | Tidak ada, belajar sendiri |
4 | Apakah orang tua kamu pernah menyuruh kamu belajar? | Pernah |
5 | Apakah kamu memiliki ruang belajar khusus? | Tidak |
6 | Apakah ayah dan ibu kamu pernah membantu dalam belajar? | Pernah |
7 | Pernahkah kamu tidak naik kelas? | Pernah, kelas 1 SD |
8 | Pelajaran apa yang kamu sukai? Dan yang tidak disukai apa? Apa sebabnya? | Yang disukai matematika karena menghitung, yang tidak disukai Bahasa Inggris karena sulit |
9 | Apakah kamu sering rame waktu dikelas? | Kadang-kadang |
10 | Bagaimana sifat dari teman bermainmu? | Baik |
11 | Jika ada tugas dari guru apakah kamu mengerjakan sendiri? | Tidak tentu |
12 | Cita-cita kamu ingin menjadi apa? | Tentara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar