Sabtu, 12 Maret 2011

RINGKASAN SUTTA PITAKA


MAJHIMA NIKAYA 
MAHAGOVINDA SUTTA (DN, MV:19)
Dibabarkan oleh SB kpd Pancasikha Gandhabba dibukit Gijakuta-Rajagaha, berkenaan tentang cerita Pancasikha tentang kunjungannya kesorga, dimana ia bertemu dengan brahmana Sanankumara yg mengisahkan ttg Mahagovinda. Intinya SB ingat semua cerita Pancasikha dan Beliau menjelaskan bahwa dia sendirilah Mahagovinda tersebut dan Dhamma yang diajarkan dapat membawa seseorang kealam brahma dan kesucian dapat tercapai.

DHAMMADAYADA SUTTA

Dibabarkan        : di Jetavana, arama milik Anathapindika, Savatthi.  Kepada                        :   Para Bhikkhu."

          "Para bhikkhu, jadilah pewarisKu dalam Dhamma (Dhammadayada), bukan pewarisku dalam materi.  Berdasarkan pada kasih sayang pada anda sekalian Saya berpikir: 'Bagaimana para siswaKu menjadi pewarisKu dalam dhamma, bukan pewarisKu dalam materi?' Bilamana anda sekalian adalah pewarisKu dalam materi, bukan pewarisKu dalam Dhamma, anda sekalian akan dicela: 'Para siswa Sang Guru hidup sebagai pewaris dalam materi, bukan sebagai pewaris dalam Dhamma', dan saya akan dicela: 'Para siswa Sang Guru hidup sebagai pewarisNya dalam materi, bukan sebagai pewarisNya dalam Dhamma.’ Bilamana anda  sekalian adalah pewarisKu dalam Dhamma, bukan pewarisKu dalam materi, anda sekalian tidak akan dicela: 'Para siswa Sang Guru hidup sebagai pewaris dalam materi, bukan sebagai pewaris dalam Dhamma'; dan saya tidak akan dicela: 'Para siswa Sang Guru hidup sebagai pewarisNya dalam materi, bukan sebagai pewarisNya dalam Dhamma.’ Para bhikkhu, jadilah pewarisKu dalam Dhamma, bukan pewarisKu dalam materi.  Berdasarkan pada kasih sayang untuk anda  sekalian Saya berpikir: 'Bagaimana para siswaKu akan menjadi pewarisKu dalam Dhamma, bukan perwarisKu dalam materi?"'

          "Para bhikkhu, misalnya Saya telah makan, tidak makan lagi karena telah kenyang, selesai, telah cukup, sesuai dengan apa yang diperlukan, namun ada makanan sisa yang akan dibuang.  Kemudian ada dua orang bhikkhu tiba, lapar dan lemah.  Saya berkata kepada mereka: 'Bhikkhu Saya telah makan, tidak makan lagi, karena telah kenyang, selesai, telah cukup, sesuai dengan apa yang diperlukan, namun ada makanan sisa yang akan dibuang.  Makanlah bila anda mau; bila anda tidak makan, maka Saya akan membuangnya ke tempat yang tak berumput atau ke air yang tidak ada binatang'.  Kemudian seorang bhikkhu berpikir: 'Sang Bhagava telah makan, tidak makan lagi, karena telah kenyang, selesai, telah cukup, sesuai dengan apa yang diperlukan, namun ada makanan sisa dari Sang Bhagava yang akan dibuang; bila kita tidak memakannya Sang Bhagava akan membuangnya ke tempat yang tak berumput atau ke air yang tidak ada binatang.’ Tetapi Sang Bhgava pernah berkata: 'Para bhikkhu, jadilah pewarisKu dalam dhamma, bukan pewarisKu dalam materi,' dalam hal ini makanan adalah salah satu materi.  Kiranya, lebih baik daripada makan makanan itu, saya akan menghabiskan waktu siang dan malam ini dengan lapar dan lemah.' Namun bhikkhu kedua berpikir: 'Sang Bhagava telah makan tidak makan lagi, karena telah kenyang selesai, telah cukup, sesuai dengan apa yang diperlukan, namun ada sisa makanan dari Sang Bhagava yang akan dibuang, bila kita tidak memakannya Sang Bhagava akan membuangnya ke tempat tak berumput atau ke air yang tidak ada binatang’. Sekiranya saya makan makanan ini, maka saya akan menghabiskan waktu siang dan malam ini dengan tanpa lapar dan tidak lemah.' Setelah makan makanan itu, ia menghabiskan siang dan malam tanpa lapar dan lemah.  Walaupun bhikkhu itu makan makanan itu menghabiskan siang dan malam tanpa lapar dan lemah, namun bhikkhu pertama adalah lebih dihormati dan dipuji olehKu.  Mengapa begitu?  Sebab itu akan berlangsung lama bagi keinginannya yang sedikit, puas, mudah dilayani dan bersemangat.  Para bhikkhu, jadilah pewarisKu dalam Dhamma, bukan pewarisKu dalam materi.  Berdasarkan pada kasih sayang untuk anda sekalian Saya berpikir: 'Bagaimana para siswaKu akan menjadi pewarisKu dalam Dhamma, bukan perwarisKu dalam materi?"'

MAHASIHANDA SUTTA

Dibabarkan di        : di hutan kecil, yang terletak di sebelah barat  kota Vesali.
Kepada                          :

Ketika itu Sunakkhatta Licchaviputta baru saja meninggalkan Dhamma dan Vinaya. Ia membuat pernyataan ini di hadapan kelompok orang  Vesali:  "Petapa Gotama tidak memiliki nilai-nilal yang patut bagi pengetahuan maupun pandangan ariya suci yang lebih tinggi daripada kemampuan manusia biasa (uttari manussadhamma).  Petapa Gotama mengajarkan Dhamma sekedar menjejali pikiran manusia, mengikuti keingintahuannya sendiri sebagaimana yang terjadi pada dirinya, siapa pun yang diajarkan Dhamma demi kepentingannya itu hanya membawa langsung pada penghentian penderitaan dalam dirinya ketika ia melaksanakannya, namun tidak untuk hal-hal lainnya.”
A.  Dasa Bala
Sariputa, Tathagata memiliki Dasa Tathagata Bala (Sepuluh Kekuatan Tathagata),
1.Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, yang 'mungkin sebagai yang mungkin dan yang tidak mungkin sebagai yang tidak mungkin' (Thana-athana).
2. Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, matangnya kamma (kamma-vipaka) yang dilakukan di masa lampau, di masa mendatang dan masa sekarang, dengan kemungkinan-kemungkinan dan sebab-sebabnya.
 3. Tathagata, mengerti, sebagaimana apa adanya, ‘ke mana  tujuan semua jalan’ (sabbatthagamani patipada). 
4. Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, ‘dunia ini dengan unsur-unsurnya yang banyak dan berbeda-beda’ (anekadhatu nanadhatu lokam). 
5. Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, bagaimana ‘para makhluk memiliki kecenderungan yang berbeda-beda’ (sattanam nanadimuttikam).
 6. Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, ‘watak dari indera para makhluk lain dan orang-orang lain’ (parasattanam parapuggalam indriyaparopariyattam). 
7. Tathagata mengerti, sebagaimana apa adanya, ‘kekotoran-kekotoran batin, cara membersihkan dan timbulnya jhana, kebebasan, pemusatan pikiran dan pencapaian’ (jhana vimokha samadhi samapattinam sankilesam vodanam vutthanam). 
8. Tathagata ‘mengingat banyak kehidupannya yang lampau’,     (pubbenivasanussatinana) yakni, satu kelahiran, dua kelahiran ... lima kelahiran, sepuluh kelahiran ... lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, banyak kappa kehancuran alam semesta (samvattakappa) dan banyak kappa pembentukan alam semesta (vivattakappa):
9. Tathagata dengan kemampuan Mata Dewa (Dibba Cakkhu) yang suci dan melampaui kemampuan manusia biasa, melihat makhluk-makhluk meninggal dan terlahir kembali, rendah atau mulia, baik atau buruk, berkelakuan baik atau buruk; mengerti bagaimana makhluk-makhluk meninggal berdasarkan pada kamma-kamma mereka,
10. Tathagata, pada kehidupan sekarang dengan ‘kemampuan batinnya merealisasi kebebasan batinnya’ (asavakkhayanana), melenyapkan kotoran batin (asava) dengan cara Cetovimutti (pembebasan melalui ketenangan batin) dan Pannavimutti (pembebasan melalui kebijaksanaan). 
B. Cattaro Vesarajja
'Sariputta, Tathagata memiliki Empat Macam Integritas Diri (Cattaro Vesarajja) dengan memilikinya Tathagata menjadi pemimpin dari semua pemimpin, mengaumkan auman singanya di hadapan banyak orang dan memutar roda-brahma.
Apakah empat Integritas Diri itu?
Saya tidak melihat alasan mengapa seorang bhikkhu, brahmana, dewa, mara atau dewa brahma di seluruh alam semesta ini dapat menuduh saya, sesuai dengan Dhamma: "Sementara anda menyatakan menemukan penerangan sempurna, tetapi anda tidak menemukan penerangan sempurna dalam dhamma-dhamma ini." Karena tidak melihat alasan untuk itu, maka saya hidup dengan aman, tanpa rasa takut dan penuh integritas.
"Sementara anda menyatakan telah melenyapkan noda-noda batin, tetapi noda-noda batin belum dilenyapkan dari diri anda." Karena tidak melihat alasan untuk itu, maka saya hidup dengan aman, tanpa rasa takut dan penuh integritas.
"Dhamma-dhamma seperti itu yang anda katakan bersifat obstruktif, namun pada kenyataannya tidak bersifat obstruktif bagi mereka yang melaksanakannya." Karena tidak melihat alasan untuk itu, maka saya hidup dengan aman, tanpa rasa takut dan penuh integritas.
bagi siapapun yang anda ajarkan Dhamma bagi kepentingannya, hal ini tidak langsung membawa pada lenyapnya penderitaan dalam dirinya ketika ia melaksanakannya." Karena tidak melihat alasan untuk itu, maka Saya dengan aman, tanpa rasa takut dan penuh integritas.
C.  Attha Parisa
'Sariputta, ada delapan kelompok (attha parisa).  Apakah delapan kelompok itu?
1.   Kelompok kesatria,
2.   brahmana,
3.   perumah-tangga,
4.   petapa,
5.   dewa
6.   Catummaharajika,
7.   dewa Tavatimsa,
8.   Mara dan
9.   Brahma. 
Dengan memiliki empat Integritas Diri, seorang Tathagata mendekati dan memasuki delapan jenis kelompok ini.
Saya telah memiliki pengetahuan langsung, sebagai seorang pengunjung, dari beratus-ratus kelompok kesatria.  Dulu, saya telah duduk, berbicara dan berdialog dengan mereka.  Saya tidak melihat alasan mengapa takut atau malu.  Karena saya tidak melihat alasan untuk itu, maka saya hidup aman, tanpa rasa takut dan penuh integritas diri.
D.  Catta Yoni
'Sariputta, ada Empat Cara Kelahiran (Catta Yoni).
1.   Kelahiran melalui telur (andaja yoni),
2.   kandungan (jalabuja yoni),
3.   tempat lembab (samsedaja yoni) dan
4.   kelahiran secara  spontan (opapatika).
E.  Panca Gati dan Nibbana
'Sariputta, ada Lima Alam Tempat Kelahiran (Panca Gati)
1.   Alam neraka (niraya),
2.   binatang (tiracchana),
3.   alam setan (pittivisaya), alam manusia (manussa) serta
4.   dewa (deva). 


MAHASAMAYA SUTTA (DN, MV:20)
Dibabarkan SB kpd para bhikkhu di Mahavana Kapilvatthu berkenaan dengan kunjungan para dewa dari 10.000 tata surya. Pada pertemuan Agung ini para dewa memberikan pujian kepada bhikkhu yang memusatkan pikiran, menjaga indera dan berjalan tanpa noda. Intinya SB memberitahukan uraian nama-nama para dewa pada pertemuan Agung itu dan para dewa menghormati SB dengan mengucapkan syair sebanyak 151 baris.
PAYASI SUTTA (DN, MV:23)
Dibabarkan bhikkhu Kumara kassapa kpd pangeran Payasi di hutan Simsapa, berkenaan dengan pangeran Payasi yang memilki pandangan salah ttg tidak adanya alam kehidupan ini, tidak ada mahkluk yang lahir melalui rahim ibu, tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik maupun buruk. Intinya B. Kumara Kassapa memberikan ajaran kpd P. Payasi dalam bentuk perumpamaan2x ttg 4 alam yaitu Naraka, sorga, tavatimsa dan nibbana. Pada akhirnya P. Payasi yakin sepenuhnya pd Buddha Dhamma dan Sangha dan B. Kumara juga mengajarkan jenis persembahan yang benar dan dilakukan dengan rasa hormat, dilakukan dengan tangannya sendiri, dengan sopan dan bukan seperti membuangnya dan akan menghasilakan pahala yg besar.
MAHASATIPATTHANA SUTTA(DN, MV:22)
Dibabarkan SB kpd para bhikkhu di Kammasadhamma di suku Kuru. Berkenaan dengan perihal mensucikan mahkluk hidup dari derita agar dpt mencapai Nibbana. Intinya
·         SB menjelaskan ttg 4 landasan kesadaran (meditasi) yaitu kesadaran badan jasmani, rangsangan indriya, perasaan dan pikiran.
   SB menjelaskjan ttg 4 kesunyataan agar mahkluk hidup berbahagia dan dpt mencapai nibbana.


PATIKA SUTTA (DN, PV:24)
Dibabarkan SB kpd pertapa Bhagavagotta di Anupiya, suku Malla, berkenaan pertanyaan pertapa Sunakhata Liccaviputta yg telah meninggalkan dhamma dan vinaya serta telah mengikuti guru lain, karena SB tidak mau menunjukkan kekuatan batinya dan tidak menerangkan asal mula benda. Intinya terdapat dua hal penting yaitu ttg pertunjukan kemampuan batin dan asal mula segala sesuatu yaitu:
1.      pertunjukkan kemampuan batin:
a.      Pertapa Korakkatiya yg dianggap Sunakkhata sebagai arahat dlm tujuh hari lagi akan meninggal dan terlahir sebagai mahkluk Kalakanja.
b.      Pertapa Kandaramasuka yg terhormat diantara suku vajji bersumpah selama hidupnya sebagai pertapa telanjang tidak makan bubur dan nasi, tidak melewati bahuputta cetiya tetapi tidak lama lagi pertapa tersebut akan mengenakan pakaian dan kawin sepertia apa yg dikatakan SB.
c.       Pertapa Patika terkenal di Vesali dlm pengetahuan, berdebat melebihi kemampuan SB
1.      Asalmula segala sesuatu
Akan tiba  satu saat cepat atau lambat, setelah berakhirnya suatu masa yang lama didunia ini akan hancur dan berevolusi. Ketika hal itu terjadi, umumnya mahkluk2x terlahir kembali dialam Abhassara. Mereka hidup dialam itu dengan kekuatan pikiran, kenikmatan, memancarkan cahaya dari tubuh dan kehidupan ini berlangsung terus dlm keindahan, dlm masa yg lama sekali. Akan tiba pada satu saat cepat atau lambat bumi mulai berevolusi dlm pembentukan kembali, ketika hal ini terjadi alam brahma nampak kosong. Ada sosok mahkluk yg krn masa hidupnya telah habis dan pahalanya ia meninggal dr alam Abhasara terlahir kealam brahma. Dialam ini ia hidup dengan kekuatan pikiran, kenikmatan, memancarkan cahaya dlm keindahan dlm suatu masa yg lam sekali, krn merka tinggal dialam itu terlalu lama & sendirian mk perasaan yg tidak puas& kerinduan muncul dlm diri mereka.

LAKKHANA SUTTA (DN, PV:30)
Dibabarkan SB kpd pr bhikkhu di jetavana, savathi. Berkenaan ttg ke-32 tanda manusia agung (maha purissa) intinya SB menjelaskan bhw ada 2 kemungkinan cara hidup bg manusia yg memilki 32 tanda mc besar yi:(1) jk hidup sbg mc biasa ia akan menjadi raja dunia. (2) jk hidup sbg pertapa mk ia akan menjadi samma sambuddha
Penjelasan dr 32 tanda maha purissa.
1.      telapak kaki rata
·         kekuatan masa lampau: terlahir sbg mc yg melakukan perbuatan besar, dermawan, berdisiplin, melaksanakan hari uposatha, menghormati ortu, pr pertapa, pendeta & pemimpin.
·         Akibat/hasil jk sbg raja cakkavati: penakluk bukan dgn kekerasan melainkan dgn kesabaran, penguasa dunia sampai batas lautan, kerajaan yg bebas dr penjahat, kuat, sejahtera, bahagia, & bebas dr bencana.
·         Akibat/hasil jk sebagai sammasambuddha: tdk dpt ditaklukkan o/ musuh.
2.      telapak kaki terdapat cakra dgn seribu jeruji
·         kekuatan masa lampau: terlahir sbg mc yg hidup demi kebahagiaan orla, menghilangkan rasa takut dan teror, menyediakan kebutuhan orng banyak & memberikan perlindungan.
·         Akibat/hasil jk sbg raja cakkavati: memiliki byk pengikut, brahmana, penduduk, rakyat, bendahara, pengawal, penjaga, pelayan.
·         Akibat/hasil jk sbg samma sambuddha: memiliki byk pengikut, bhikkhu/I, upasaka/ika, dewa dsb.
3.      tumit bagus, jari2x panjang & potongan tubuh agung.
·         Kekuatan masa lampau: terlahir sbg mc yg menolak melakukan pembunuhan, hidup dgn baik hati & kasih say, menjalin persahabatan, simpati kpd sma mahkluk hidup.
·         Akibat/hasil jk sbg mahkluk cakkavati: ia akan berusia panjang, selam hidupnya tdk akan ada org yg membunuhnya.
·         Akibat/hasil sbg samma sambuddha: ia akan berusia panjang, tdk ada lawan bertapa, dewa, mara, brahmana yg dpt membunuhnya.
4.      kemaluan terbungkus selaput
·         kekuatan masa lampau terlahir sbg mc yg mempersatukan keluarga, tmn2x, orang yg tlh lama berpisah.
·         Akibat/hasil jk sbg raja cakkavati: ia akan mempunyai anak yg byk lebih dr 1000 org
·         Akibat/hasil jk sbg samma sambuddha: ia akan mempunyai pengikut yg byk & umumnya mencapai tingkat kesucian.
5.      tangan & kaki halus
·         kekuatan masa lampau terlahir sbg mc ia memilki 4 dasar simpatik, dermawan, bicara yg menyenangkan, melakukan perbuatan yg berguna & adil.
·         Akibat/hasil jk sbg raja cakkavati:sma pengikutnya brahmana, penduduk, rakyat dan nelayan.
·         Akibat/hasil jk sbg samma sambuddha: sma pengikutnya bhikkhu/ni, upasaka/ika teratur baik.



DIGHA NIKAYA

CAKKAVATTI SIHANANDA SUTTA (DN, PV:26)
Dibabarkan SB kpd B. Matula, kerajaan Magadha. Berkenaan Sb memberikan nasehat kpd pr Bhikkhu agar menjadi diri sendiri sebagai pelita, berlindung pd diri sendiri & jangan berlindung kpd orla, hidup dlm dhamma sebagai pelita & dhamma sebagai pelindung & tidak berlindung pd orla. Intinya:
·         SB menjelaskan ttg raja dunia dengan berbagai tingkat penyelewengan moral & pemulihannya serta ramalan ttg Buddha Maitreya yg akan datang.
·         SB menjelaskan cerita ttg raja dunia yg bernama Dalhaneni, 7 macam permata yg dimilki raja dunia, roda kewajiban maha raja dan pahala berjalan dlm dhamma, terinci sebagai berikut:
a.      7 macam permata raja dunia: Cakka, gajah, kuda, permata, wanita, kepala RT, penasehat.
b.      12 roda kewajiban raja dunia: (1)hidup dlm kebenaran (2)berbakti, hormat & bersujud pd kebenaran (3)pujalah kebenaran (4)sucikan diri dgn kebenaran (5)jadikanlan dirimu sebagai panji kebenaran (6)menjaga dgn baik keluarga, rohaniawan & binatang (7)jgn biarkan kejahatan terjadi dikerajaan (8)jadikanlah kebenaran sebagai tamumu (9)memberikan dana kpd orang miskin (10) sll dtng menemui samana (11)mendengarkan dhamma dgn penuh perhatian (12)menghalangi rakyat untuk berbut jahat & agar berbuat baik.
c.       Pahala seorang yg berjalan dlm dhamma (1) usia akan bertambah (2) kecantikan;seseorang bhikkhu melaksanakan patimokkha (3) kebahagiaan;menjauhkan diri dr nafsu & tercapailah jhana (4) kekayaaan;seorang bhikkhu memancarkan catur paramitha keseluruh dunia (5)kekuatan;siswa mampu melenyapkan kekotoran batin shg pd kehidupan skrng dlm keadaan senang.




CAKKHAVATTI SIHANADA SUTTA

AGGANA SUTTA

SIGALOVDA SUTTA (DN, PV:31)
Dibabarkan SB kpd sigala di rajagaha. Berkenaan sigala yg salah mengartikan dlm menyembah ke-6 arah mata angin. Intinya SB menjelaskan ttg kewajiban seorang umat dengan menguraikan bahwa memujua ke-6 arah tsb adlh kewajiban terhadap 6 kelompok org yg hrs dihormati (timur; ortu & anak. Selatan; guru & murid. Brt: istri & anak. Utr; shbt & klrg. Atas; pr brahmana & pertapa. Bawah; pelayan & karyawan).

VANAPATHA SUTTA
Dibabarkan SB kpd para bhikkhu di jetavana, berkenaan dgn kotbah SB pd 4 bhikkhu ttg kehidupan dlm hutan yg sunyi. Intinya menjelaskan bahwa peningkatan batin yg seharusnya dijadikan dasar pertimbangan untuk dijadikan tempat tinggal disuatu tmpt dimapun berada bkn pd pemenuhan kebutuhan hidup. Ada 4 jenis orang bhikkhu yg tinggal dihutan:
a.      jik bhikkhu tinggal dihutan, tp 4 kebutuhan pokok sukar diperoleh penyadaranya tak terbangkitkan mk ia harus meninggalkan hutan tsb.
b.      Jk bhikkhu tinggal dihutan, & kebutuhan pokok mudah diperoleh tp penyadaranya ttg noda batin & pembebasan tdk tertembus mk ia harus meninggalkan hutan tsb.
c.       Jk bhikkhu tinggal dihutan tp 4 kebutuhan pokok sukar diperoleh, penyadaranya terbangkitkan mk ia harus tetap tinggal dihutan tsb.
d.     Jk bhikkhu tinggal dihutan & 4 kebutuhan pokok terpenuhi serta penyadaranya terbangkitakan, mk ia harus tetap tinggal dihutan tsb.

BODHIRAJAKUMARA SUTTA (MN, RAJA VAGGA:108)
Dibabarkan SB kpd P. Bodhi diistana Kokanadha, taman rusa, berkenaan P. bodhi menyuruh brahmana Sanjikaputta untuk menemui SB & menganjakNya makan diistana P. Boddhi serta menyatakan :apakah bebas dr kesulitan, bebas dr penyakit, sehat & kuat?, intinya SB menceritakanmasa2x beliauberkelana mencari penerangan sempurna dari awal menjadi pertapa sampai mencapai penerangan sempurna. SB menjelaskan 5 usaha keras agar dpt mencapai tujuan tertinggi hidup suci, yaitu: 1. Ia memiliki keyakinan kpd penerangan sempurna dr Tatagatha, 2. Ia memiliki daya tahan tubuh terhadap penyakit, 3. Ia tdk curang & pendusta, 4. Ia bersemangat dlm menyingkirkan adhamma dan dengan teguh memajukan dhamma, 5. Ia memiliki pengertian ttg muncul & lenyapnya serta menyelami membimbing pd penghentian penderitaan secara total.

HAKKHINNAVIBHANGA SUTTA (PERCAKAPAN TTG ANALISIS DANA)
Dibabarkan SB ditengah suku sakya, vihara nigrodha dekat kapilavatthu, berkenaan dengan putri maha pajapati gotami yg ingin mempersembahkan jubah yg dipotong & dijahit sendiri kpd SB tetapi oleh SB disarankan untuk didanakan kpd sangha. Intinya :
1.      SB menjelaskan ttg 14 jenis dana yg dibedakan kpd pribadi2x yaitu: Tathagatha (samma sambuddha), Pacceka buddha, arahatta phala, arahatta magga, anagami phala, anagami magga, sakadagami phala, sakadagamai magga, sotapanna phala, sotapanna magga, orang yg sdh lepas/tanpa kemelekatan trhd kesenangan indriawi, orang yg memiliki kebiasaan moral yg baik, orang yg memiliki kebiasaan moral yg buruk, binatang.
2.      SB menjelaskan ttg 7 macam dana untuk sangha: orang yg memberikan dana untuk sangha bhikkhu/ni dengan SB sbg pemimpin, orang yg memberikan dana untuk sangha bhikkhu/ni setelah SB parinibbana, orang yg memberikan dana untuk sangha bhikkhu, orang yg memberikan dana untuk sangha bhikkhuni, orang yg memberikan dana sambil berkata mohon mengirimkan beberapa bhikkhu/ni dr sangha khusus untuk saya, orang yg memberikan dana sambil berkata mohon mengirimkan beberapa bhikkhu dr sangha yg khusus untuk saya, orang yg memberikan dana sambil berkata mohon mengirimkan beberapa bhikkhuni dr sangha yg khusus untuk saya.
3.      SB menjelaskan 4 penyucian karena dana: dana yg disucikan olehpenerima bukan oleh pemberi, dana yg disucikan oleh pemberi bukan oleh penerima, dana yg tidak disucikan oleh pemberi dan penerima, dana yang disucikan olehnpemberi dan penerima.
4.      Syarat2x agar dana memberikan manfaat yg besar: penerima dana memiliki moral yg baik, pemberi dana memiliki moral yg baik, dana didapat dengan cara yg benar, memberi dana dengan pikiran yg baik pada saat sebelum dan sesudah memberi dana.
 
KHUDDAKA NIKAYA

PARABHAVA SUTTA

Tentang 12 kemerosotan moral yaitu
1.   menghindari Dhammma
2.   menyenangi kejahatan
3.   malas, berfoya-foya
4.   tidak menyokong ibu dan ayah
5.   berbohong atau menipu brahmana atau petapa
6.   tidak suka membagi-bagi apa yang telah menjadi miliknya
7.   sombong atas keturunan suku, bangsa, kekayaan, dan merendahkan sanak keluarga.
8.   Asusila, minum-minuman keras, berjudi.
9.   Tidak puas dengan istri sendiri, berhubungan dengan pelacur
10. Memiliki istri muda
11. Memuliakan istri serakah yang suka menghambur-hamburkan harta
12. Memiliki sedikit kekayaan tetapi memiliki banyak keinginan.



1 komentar: